Palembang, CNN Indonesia -- Sebanyak 150 orang pedagang Pasar Kebon Semai Sekip, Palembang, Sumatera Selatan, menjalani
rapid test pasca-kematian salah satu pedagang setelah berstatus pasien dalam pengawasan (PDP)
Covid-19 yang berinisial N (53), Selasa (26/5).
Selain pedagang, keluarga dan tetangga dari pasien yang merupakan warga Kemuning itu turut dites untuk mencegah penyebaran lebih luas.
Camat Kemuning Palembang Irman mengatakan setiap harinya sekitar 30-40 orang akan dites di Puskesmas Pembantu Kebon Semai. Meskipun hasil tes swab N belum dinyatakan positif, pihaknya tetap melakukan tes massal untuk mencegah penyebaran lebih luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam sehari sekitar 40 orang akan diperiksa dari total 150-an itu. Termasuk keluarga dan tetangga N yang kontak terdekat. Dari 40 yang diperiksa hari ini, 30 orang diantaranya pedagang dan 10 orang keluarga plus tetangga," tuturnya.
"Untuk pedagang kita lakukan tes
rapid sementara untuk keluarga tes swab. Semua gratis ditanggung pemerintah," ujar Irman.
Selain itu, pihaknya pun telah melakukan sterilisasi rumah dan Pasar Kebon Semai lokasi N berjualan dengan cara penyemprotan disinfektan. Para pedagang dan keluarga N diminta melakukan isolasi mandiri hingga hasil tes keluar.
"Keluarga, tetangga, dan para pedagang diminta isolasi mandiri di rumah dulu. Selama masa isolasi pemerintah akan membantu warga dengan memberikan logistik kebutuhan sehari-hari. Kami minta juga RT setempat untuk ikut memantau," kata dia.
 Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian |
Sebelumnya diberitakan, Seorang pedagang Pasar Kebon Semai Sekip Palembang, Sumatera Selatan meninggal dunia dengan status pasien dalam perawatan (PDP) Covid-19. Pasar pun ditutup minimal selama sepekan ke depan untuk mencegah penyebaran Virus Corona.
Terpisah, delapan tenaga medis di Kota Solo dinyatakan reaktif alias positif berdasarkan hasil
rapid test yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo yang dilaksanakan bertahap sejak Sabtu (23/5).
Kepala Dinkes Solo Siti Wahyuningsih mengatakan
rapid test difokuskan terhadap ratusan tenaga medis yang bertugas di 17 puskesmas, 25 puskesmas pembantu (pustu), dan dua rumah sakit yang dikelola Pemerintah Kota (Pemkot) Solo.
"Hasilnya yang kami terima hari ini baru yang dari tenaga medis di puskesmas dan pustu. Yang rumah sakit belum turun (hasil rapid test)," katanya saat jumpa pers di Ruang Manganti Praja, Selasa (26/5).
Delapan tenaga medis itu bakal menjalani tes RT-PCR untuk memastikan kondisi mereka. Sesuai standar WHO, pasien positif Corona adalah orang yang dua kali dinyatakan positif melalui uji laboratorium menggunakan metode RT-PCR. Ning berharap hasil RT-PCR tenaga medis itu negatif Corona.
"Mudah-mudahan ini negatif," kata Ning, sapaan akrabnya.
Sejak penetapan status Kejadian Luar Biasa (KLB) pada pertengahan Maret lalu, lanjutnya, Pemkot Solo sudah memperketat protokol kesehatan di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) yang dikelola Pemkot.
Semua pasien harus menjalani pemeriksaan suhu sebelum memasuki bangunan. Pasien dengan suhu tubuh di atas 37,5 disediakan ruang tunggu terpisah agar tidak berinteraksi dengan pasien lain.
 Foto: CNNIndonesia/Fajrian |
"Petugas kita juga sudah memakai apron dan
face shield," katanya.
Diakui, tenaga medis memang rentan terpapar Covid-19 mengingat keseharian mereka yang harus berinteraksi dengan orang sakit. Pasien dengan gejala ringan atau orang tanpa gejala (OTG) tanpa sadar dapat menulari orang lain termasuk tenaga medis.
Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo pun mengimbau agar masyarakat memberi menyampaikan informasi yang benar kepada tenaga medis.
"Kalau tidak jujur, nanti tenaga kesehatan akan semakin banyak yang sakit. Terus yang merawat siapa," katanya.
Selain fasyankes, Pemkot juga melakukan rapid test massal di sejumlah pasar tradisional dan sejumlah mal di Kota Solo. Hasilnya, dua pedagang di Pasar Burung dan Ikan Hias Depok dan satu pramuniaga di Solo Paragon Mal reaktif rapid tes. Hingga saat ini Pemkot belum belum menerima hasil tes swab tiga orang tersebut.
(idz/syd/arh)
[Gambas:Video CNN]