Surabaya, CNN Indonesia -- Warga
Surabaya antre dan berdesakan tanpa menerapkan
protokol kesehatan saat mengikuti
rapid test dan tes swab massal yang digelar oleh Badan Intelijen Negara (
BIN) di Terminal Keputih, Kecamatan Sukolilo, Surabaya.
Ratusan orang yang mengantre tidak menerapkan
physical distancing dan sejumlah orang tampak tidak mengenakan masker. Salah satu peserta tes mengaku terpaksa berdesakan, sebab tak ingin antrean tesnya diserobot oleh warga yang lain.
"
Engko dijupuk uwong, engko dijupuk uwong (nanti diambil orang). Kalau jaga jarak diserobot, masuk di sela-sela," kata salah seorang warga yang tak mau disebutkan namanya, Kamis (4/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
 Warga Surabaya berdesakan mengikuti rapid test, Kamis (4/6). (CNN Indonesia/Farid) |
Camat Sukolilo, Amalia Kurniawati mengatakan bahwa petugas sudah berkali-kali mengingatkan warga agar mengantre dengan tertib dan menjaga jarak.
"Mereka tadinya sudah sampai di sini, sudah kita arahkan, separuh kita suruh duduk dulu, ini kita arahkan, tapi mereka tetap seperti ini. Padahal sudah diarahkan
physical distancing," ujar Amalia, kepada
CNNIndonesia.com, ditemui di lokasi.
Amalia bahkan turun langsung mengingatkan warga yang bergerombol. Namun peringatan itu tetap tidak diindahkan. Masyarakat enggan beranjak dari antreannya sedikitpun.
Rapid dan swab tes massal yang digelar BIN bersama Pemerintah Kota Surabaya, hari ini, digelar di Terminal Keputih, Kecamatan Sukolilo Surabaya. Kuota tes yang disediakan berkisar antara 800 sampai 1.000.
Tes diperuntukkan bagi warga di Kelurahan Keputih dan warga kelurahan-kelurahan lain di sekitarnya. Selain itu ada pula sejumlah perangkat daerah yang mengikuti tes.
Bagi warga yang hasil
rapid test reaktif akan dilakukan swab tes yang hasilnya keluar 1 sampai 2 hari ke depan. Hasil swab sendiri akan diumumkan melalui puskesmas setempat.
CNNIndonesia.com telah berupaya mengonfirmasi perihal kerumunan warga tersebut kepada pihak BIN yakni Head of Medical Intelligence, Dr Sri Wulandari. Namun yang bersangkutan belum memberikan respons.
(frd/wis)
[Gambas:Video CNN]