Jakarta, CNN Indonesia -- Hampir seluruh kios pedagang di sekitar Stasiun
Depok, Jawa Barat telah buka hari ini, Senin (8/6), atau hari pertama perkantoran beroperasi kembali di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (
PSBB) Transisi di DKI Jakarta.
Meski begitu, kios-kios itu masih sepi pembeli, khususnya dari orang-orang yang hendak menggunakan KRL Commuter Line untuk bekerja di wilayah ibu kota.
Gunawan, misalnya. Sejak pagi dia telah membuka warung nasi uduknya di Jalan Stasiun Depok Lama. Ia berharap para pekerja yang hendak berangkat ke Jakarta mampir dulu ke kios kecilnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah lama ia tak dapat banyak pelanggan. Dia rindu betul masa-masa warungnya selalu diserbu pelanggan yang kebanyakan calon penumpang kereta setiap pagi.
Namun Gunawan masih harus mengubur rindu itu di hari pertama para pekerja kembali pergi ke kantor. Tak banyak pelanggan yang sarapan di warungnya pagi ini.
"Orang yang lewat sih sudah banyak, tapi yang beli belum. Ya maklum mungkin dua bulan enggak kerja, uangnya masih disimpan dulu," kata Gunawan saat ditemui
CNNIndonesia.com di warungnya, Senin (8/6).
Warga asli Depok itu bercerita biasanya ia memasak lebih dari 10 liter beras untuk dibuat nasi uduk. Jualannya selalu habis di pagi hari.
Namun saat PSBB mulai diterapkan, penjualannya mulai anjlok. Ia mengaku hanya bisa mengumpulkan pendapatan bersih sekitar Rp500 ribu dari biasanya Rp1,5 juta tiap hari.
"Bukannya sombong, biasanya pagi-pagi semua bangku penuh. Orang sampai berdiri makannya, kayak di kondangan," ucapnya sembari tertawa.
Gunawan mengatakan ia mesti bekerja ekstra saat pandemi. Meski tak banyak pembeli yang datang, ia dan karyawannya berusaha menjaga kebersihan agar orang yang mampir tak perlu khawatir.
Ia selalu membersihkan warungnya dengan pembersih. Piring, gelas, sendok, dan garpu dicuci bersih dengan sabun dan air mengalir. Namun para karyawan Gunawan tak mengenakan masker ataupun pelingdung wajah saat melayani pembeli.
"Kata pemerintah emang harus pakai masker, cuma kita pas layanin orang disangka sakit. Kan ada beberapa dokter bilang masker buat yang sakit doang," tuturnya.
Cerita lainnya datang dari Iris, penjaga penitipan motor di sekitar Stasiun Depok Lama. Warga Depok ini menyebut jumlah motor yang dititip menurun drastis selama PSBB diberlakukan.
Iris mengakui usahanya itu memang tergantung dari para warga Depok yang hendak menggunakan KRL ke arah Jakarta. Namun hari pertama perkantoran dibuka tak berpengaruh banyak dengan usahanya ini.
"Masih sepi, makin parah kan PSBB diperpanjang," tuturnya kepada CNNIndonesia.com.
Penitipan motor Berkah Ramadhan yang dijaga Iris mampu menampung hingga sekitar 130 motor setiap hari. Penitipan ini biasanya buka dari pukul 04.30 WIB hingga 23.30 WIB.
Biasanya ia mengumpulkan Rp780 ribu sehari. Pendapatan itu ia bagi dengan pemilik lahan. Namun sejak corona melanda, ia hanya bisa mengumpulkan pendapatan kotor sekitar Rp240 ribu.
"Ya mudah-mudahan cepet balik lagi deh," ucap dia.
Hari ini Pemprov DKI Jakarta mulai membolehkan perkantoran untuk kembali melakukan aktivitas. Pelonggaran ini dilakukan dalam rangka PSBB Transisi.
Pemprov DKI membuka kembali berbagai pusat keramaian secara bertahap hingga akhir Juni. Pelonggaran diterapkan usai PSBB berjalan sejak 10 April lalu.
 Ilustrasi penumpang KRL. (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat). |
Abai Perilaku Hidup Bersih dan SehatPSBB Transisi diterapkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui Pergub DKI Jakarta Nomor 51 Tahun 2020 tentang pelaksanaan PSBB pada Masa Transisi menuju masyarakat Sehat, Aman, dan Produktif.
Selama pelonggaran itu, Anies menekankan agar masyarakat ibu kota dapat mengedepankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga dapat menekan laju lonjakan kasus positif virus corona.
Meski demikian, masih ada masyarakat yang abai anjuran tersebut. Pantauan
CNNIndonesia.com di depan Stasiun Gondangdia yang acap kali menjadi kawasan ramai pedagang kaki lima dan jajanan pasar, sering kali transaksi jual-beli terjadi tanpa memperhatikan PHBS.
Terpantau beberapa sopir bajaj, pengemudi ojek yang tidak mengenakan masker ataupun sarung tangan plastik bagi pedagang. Belum lagi, proses penyiapan makanan yang dilakukan tanpa mencuci tangan terlebih dahulu.
Padahal, situasi di sekitar stasiun ini semakin ramai dengan dibukanya kembali aktivitas perkantoran di Jakarta pada Senin ini. Banyak di antara pekerja kantoran yang juga membeli jajanan di kawasan itu.
Salah seorang pedagang kaki lima yang enggan disebutkan namanya mengatakan, petugas Satpol PP rutin melakukan patroli tiap harinya untuk menertibkan pedagang ataupun pengemudi bajaj dan ojek yang tidak mematuhi aturan dan memarkirkan kendaraannya sembarangan.
Pagi tadi saat hari pertama PSBB transisi, kata dia, petugas Satpol PP pun sudah melakukan penertiban dan sosialisasi kesehatan di sekitar Stasiun Gondangdia.
"Tiap pagi petugas satpol PP, beberapa kali juga dari pemerintah daerah datang kasih sosialisasi soal protokol kesehatan," kata dia saat berbincang dengan
CNNIndonesia.com.
"Patuh atau engga, balik ke masing-masingnya sih," kata pedagang itu.
Dia menceritakan, selama ini petugas acap kali memberi hukuman bagi pedagang yang tidak mematuhi aturan. Misalnya dengan meminta pedagang untuk kerja sosial hingga menutup lapak.
"Ada teman saya kemarin disuruh nyapu di pasar karena nggak pakai masker," lanjut dia bercerita.
Di lokasi, pantauan CNNIndonesia.com cukup kesulitan menemukan fasilitas cuci tangan dari air mengalir ataupun hand sanitizer di jalanan sekitar Stasiun Gondangdia. Kebanyakan fasilitas itu tersedia di dalam stasiun.
"Tempat cuci tangan biasa ada di dekat stasiun itu. Satu aja paling, biasa mungkin di jalan-jalan besar yang banyak kayaknya," tambah dia.
Jika mengacu pada Pergub 51/2020 yang dikeluarkan Anies itu, pada Pasal 3 disebutkan bahwa aturan tersebut bertujuan untuk mendorong agar masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat serta memiliki kesadaran mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
Di samping, pergub itu menjadi upaya pemprov untuk mendorong terciptanya pemulihan berbagai aspek kehidupan sosial dan ekonomi warga masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19.
Dalam Pasal 7 pun, Anies merinci pedoman protokol PHBS yang harus dilakukan saat berkegiatan di luar rumah seperti mecuci tangan dengan rutin, memakai masker, dan lainnya.
(dhf/mjo/osc)
[Gambas:Video CNN]