Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) akan mengevaluasi bantuan bus gratis di
Stasiun Bogor setelah penumpukan penumpang terjadi pada Senin (9/6).
Kepala BPTJ Polana Banguningsih Pramesti mengatakan evaluasi akan menentukan keberlanjutan upaya mengurai kepadatan penumpang KRL dengan bus gratis.
"Mungkin minggu ini masih. Hari ini kita mau evaluasi karena mungkin dalam awal dan minggu ini masih disediakan gratis, minggu depan pakai mekanisme lain," kata Polana saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Selasa (9/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak pertengahan Mei, BPTJ mengoperasikan sepuluh bus untuk mengurai kepadatan penumpang KRL. Setiap bus diisi maksimal 25 penumpang. Hanya orang yang telah memiliki tiket KRL yang boleh menumpang bus gratis tersebut.
Sebanyak 10 bus dioperasikan dari Stasiun Bogor menuju Jakarta setiap Senin pagi. Kemudian sepuluh bus dioperasikan di Stasium Tebet, Stasium Manggarai, dan Stasiun Sudirman setiap Jumat sore.
Polana menyebut bus yang disediakan BPTJ selalu penuh. Namun ia tak menampik program itu belum sepenuhnya bisa mengurai penumpang di KRL, terutama setelah kejadian Senin (8/6) pagi.
"Kami akan koordinasi dengan pemda, Pak Gubernur terutama DKI untuk melakukan demand managemen. Baru kemarin kan, kelihatannya belum efektif kemarin," tuturnya.
Dia menyarankan agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membagi jam kerja perkantoran. Sehingga tidak terjadi penumpukan KRL setiap pagi hari.
Urai Kepadatan Penumpang Wali kota Bogor Bima Arya Sugiarto memberi keterangan kepada media. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Sementara Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengusulkan jam kerja perkantoran di DKI Jakarta dibagi ke dalam dua sif usai mengurangi penumpukan penumpang di Stasiun Bogor.
Bima mengatakan sudah mengajukan usul itu ke Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita lewat rapat virtual Senin (8/6) malam.
"Kami mengusulkan agar commuters atau warga Bogor dan sekitarnya yang bekerja di Jakarta diberikan dispensasi. Jadi bisa memilih atau ditentukan jam kerjanya ada dua sif agar semuanya tidak numpuk di pagi," kata Bima saat ditemui di Stasiun Bogor, Selasa (9/6).
Dia mengusulkan pekerja dibolehkan masuk pada sif pagi pukul 08.00 WIB dan sif siang 11.00 WIB. Bima juga menyarankan sif pagi diprioritaskan untuk perempuan pekerja agar bisa secepatnya kembali ke rumah.
Hal itu, kata Bima, perlu segera dilakukan karena antrean penumpang mencapai 6 ribu orang pada Senin (8/6) pagi dan 4 ribu orang pada Selasa (9/6) pagi. Padahal jumlah penumpang yang aktif baru sekitar 40 persen dari sebelum pandemi.
"Ketika Gubernur Jakarta mengaktivasi lebih banyak lagi sektor, termasuk mal dan lain-lain, kan banyak juga yang dari Bogor. Jadi berpacu dengan kebijakan yang akan diluncurkan Jakarta juga," tuturnya.
Politikus PAN itu mengaku belum tahu kapan kebijakan itu diterapkan karena ada di ranah pemerintah pusat. Ia berharap hal itu bisa diputuskan pekan ini untuk mengantisipasi penumpukan penumpang dalam waktu dekat.
Sebelumnya, penumpukan penumpang terjadi di Stasiun Bogor pada Selasa (9/6). Antrean penumpang mengular hingga ke luar stasiun. Penumpukan penumpang di stasiun ini menjadi sorotan publik usai viral di media sosial.
(dhf/ugo)
[Gambas:Video CNN]