Asa Semu Ojol: Boleh Angkut Penumpang, tapi Hanya 2 Pesanan

khr, bmw | CNN Indonesia
Selasa, 09 Jun 2020 12:20 WIB
Ojek online menunggu orderan di kawasan casablanca jakarta.
Ojek online (ojol) masih sulit mendapat order mengantar penumpang meski sudah dibolehkan Pemprov DKI Jakarta sejak 8 Juni (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Rasa malas sudah membungkus benak Muamar, sopir ojek online (ojol), sejak Selasa pagi ini (9/6). Mandi saja sungguh berat dia lakukan.

Semangatnya kendur. Tak terpecut kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang sudah membolehkan ojol mengangkut penumpang saat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Transisi.

Hari ini, Selasa (9/6), ia memutuskan berangkat kerja mulai pukul 06.30 WIB. Tak seperti kemarin, Senin (8/6), yang sudah berkelana di jalanan Jakarta sejak pagi buta.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gelagat Muamar itu tak lepas dari orderan yang sepi pada Senin kemarin (8/6). Pria berusia 36 tahun itu mengira, gawainya akan ramai notifikasi pesanan jasa antar jemput dari calon penumpang. Namun, kenyataan berkehendak lain.

"Cuma dapat dua penumpang, kemarin itu saya ngarep sudah tinggi [jumlah penumpang], eh ternyata masih sepi juga," tutur Muamar sambil berbincang di atas sepeda motor dengan CNNIndonesia.com, Jakarta, Selasa pagi.

Muamar mengaku kemarin hanya mendapat Rp40 ribu dari dua penumpang. Mau tak mau, dia giat mengambil pesanan makanan atau jasa antar barang lainnya. Dia enggan pulang hanya membawa Rp40 ribu. Muamar mengaku total mendapat uang Rp100 ribu kemarin.

Asa yang tertanam di benak Muamar menjadi semu. Dia ternyata tidak langsung mendapat banyak orderan sejak Pemprov DKI membolehkan ojol kembali mengangkut penumpang mulai Senin kemarin (8/6). Walhasil, hari ini semangatnya luntur.

Melanjutkan ceritanya, dua hingga tiga bulan lalu, Muamar bisa membawa pulang Rp200-400 ribu. Hampir 80 persen berasal dari pesanan angkut penumpang. Sisanya jasa antar makanan.

Namun usai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menetapkan larangan ojol mengangkut penumpang di masa PSBB, pendapatannya langsung terjun bebas. Hingga hari ini, pendapatan harian masih belum kembali seperti sebelum virus corona mewabah.
Kecewa, iya. Tetapi, Muamar tetap bersyukur. Saat ojol tidak mendapat lampu hijau untuk beroperasi mengangkut penumpang, ia langsung memutar otak untuk tetap bertahan hidup dengan layak di rumah kontrakan di daerah Jakarta Selatan bersama istri dan kedua anak perempuannya yang berusia 6 tahun dan 3 tahun.

Ia memutar uang tabungannya untuk menjual berbagai sembako secara online. Istrinya menjajakan dagangan via internet, sementara dirinya kebagian tugas mengantarkan pesanan ke rumah-rumah pemesan.

"Saya tetap ngojek tuh kan, mengantar pesanan pembeli dari bini (istri)," kata Muamar lalu tertawa.

"Sehari untung tidak sampai Rp100 ribu, tapi buat makan cukup, untung punya tabungan juga," tambahnya.

Penggunaan Ojek Online di kawasan Stasiun Palmerah, Jakarta, Senin(5/8)Meski sudah mengangkut penumpang kembali, ojek online di Jakarta masih sulit mendapat orderan (CNN Indonesia/Daniela Dinda)
Muamar akan terus berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah kondisi yang tak menentu. Dia pun enggan berharap banyak kepada pemerintah ihwal nasib ojol. Muamar paham bahwa virus corona memang perlu dicegah penularannya, sehingga perlu ada pembatasan di sektor transportasi.

Muamar bakal terus berusaha keras memenuhi kebutuhan keluarga. Terlebih, putrinya yang pertama akan masuk SD. Muamar harus menyediakan uang untuk berbagai keperluan agar putrinya bisa masuk sekolah.

"Anak saya mau SD, umur 6 tahun ini bentar lagi ulang tahun, masih belum tahu dapat swasta apa negeri ya," tuturnya.

Nasib miris juga dialami Mursalin Aji (43), sopir ojol yang tinggal di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Bahkan, Mursalin baru mendapat satu penumpang sejak kemarin.

Sebenarnya, Mursalin begitu semangat ketika ojol sudah boleh mengangkut penumpang. Mursalin sudah mengaktifkan aplikasi sejak subuh.

Namun, dia tidak mendapat penumpang satu pun pada Senin kemarin (8/6). Baru pagi ini dia mendapat penumpang.

"Kemarin enggak ada orderan masuk, baru hari ini doang satu," kata Mursalin saat berbincang dengan CNNIndonesia.com di atas sepeda motornya, Selasa pagi (9/6).

Mursalin tetap semangat. Dia tidak punya waktu untuk malas karena ada keluarga yang harus dinafkahi. Mursalin tetap bangun pagi dan mengaktifkan aplikasi hingga ada penumpang yang membutuhkan jasa antar.

"Kalau enggak rajin dari pagi saya takutnya enggak dapat pas siang nanti, anak juga sering jajan," katanya lalu tertawa.

Meski sangat sulit mendapat penumpang, Mursalin tetap mengantar barang. Dari orderan makanan, Mursalin membawa pulang Rp30-50 ribu sehari sejak virus corona mewabah.

"Kalau PSBB kemarin tuh dari jam 5 saya aktifin sampai jam 11 malam, itu juga paling 5-6 orderan yang masuk kadang dapat Rp30 ribu, paling banyak Rp50 ribu," kata Mursalin.

(ugo)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER