Dua WNI Terjun ke Laut Korban Dagang Jadi Budak Kapal China

CNN Indonesia
Selasa, 09 Jun 2020 16:12 WIB
ABK yang Lompat dari Kapal Cina.
Dua WNI ABK kapal berbendera China, ditemukan oleh nelayan terapung di perairan Kepulauan Riau, (Sabtu (6/6) lalu. (Foto/Istimewa)
Batam, CNN Indonesia -- Dua anak buah kapal (ABK) kapal Lu Qing Yuanyu 213 berbendera China yang ditemukan terapung di Perairan Perbatasan Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Riau (Kepri), Sabtu (6/6) lalu, diduga korban kejahatan perdagangan manusia (human traficking).

Kedua ABK tersebut yakni Reynalfi (22) berasal dari Medan, Sumatera Utara dan Andri Juniansyah (30) asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka terapung di laut setelah nekat lompat dari kapal tempatnya bekerja.

"Dugaan sementara mereka ini merupakan korban traficking. Karena, oleh penyalur di Jakarta, mereka dijanjikan akan dipekerjakan di pabrik tekstil di Korea, tapi faktanya dipekerjakan di kapal nelayan Cina," kata Kapolres Tanjungbalai Karimun, AKBP Muhammad Adenan, Selasa (9/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keduanya ditemukan oleh seorang nelayan yang berasal dari Leho Tebing, Tanjung Balai Karimun di perairan perbatasan internasional Kepri.

Adenan menuturkan saat diperiksa kedua ABK tersebut mengaku tidak tahan bekerja di kapal itu.

Makanya mereka berusaha kabur dan nekat terjun ke laut dari kapal," katanya.

Kapal Lu Qing Yuanyu 213 merupakan kapal pencari cumi. Kedua ABK tersebut sudah bekerja di kapal itu dalam waktu yang lama.

"Ada yang sudah bekerja Januari 2020 lalu, tapi ada juga yang lebih lama, sejak November 2019 lalu," kata Adenan.

Selama bekerja di atas kapal Cina tersebut, keduanya mengaku mendapat tekanan pekerjaan yang berat. Bahkan, selama berada di atas kapal, mereka tidak dapat berkomunikasi dengan siapapun, termasuk keluarga.

"Alat komunikasi mereka ditahan oleh tekong kapal. Jadi mereka tidak bisa komunikasi dengan siapapun," tutur Adenan.

Kasus ini telah dilimpahkan ke Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Kepri guna penanganan lebih lanjut.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepri, Kombes Arie Dharmanto yang saat ini menangani kasus tersebut mengatakan, kondisi kedua ABK cukup baik. Hanya saja keduanya masih syok usai memutuskan lompat ke laut dari atas kapal Li Qung Yuanyu beberapa hari lalu.

"Mereka sudah kita mintai keterangan tapi belum maksimal. Mereka masih sangat syok," kata Arie. (dek/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER