Jakarta, CNN Indonesia -- Titik kandas
kapal pengangkut kontainer berbendera Iran, MV Shahraz, di Perairan Batu Berhenti, Pulau Sambu, Batam, Kepulauan Riau (Kepri), diklaim bukan ekosistem
terumbu karang.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Tanjungbalai Karimun, Capt. Barlet Silalahi, mengatakan daerah itu merupakan merupakan area berbatu.
"Sudah saya tanya dari pelaksana survei dan menurut mereka bahwa daerah kandas bukan daerah terumbu karang, tapi daerah berbatu," ujar dia, dalam keterangannya, Rabu (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyatakan pihaknya sudah melakukan sejumlah proses penanganan kapal itu. Misalnya, pengerahan kapal KNP 366 dan KNP 115 Kalimashada untuk melakukan penanganan awal.
KSOP Tanjungbalai Karimun juga telah melakukan koordinasi dan tindakan lainnya guna menjaga keselamatan pelayanan di perairan sekitar dan antisipasi pencemaran.
"Saya dan tim juga sudah naik ke atas kapal untuk melakukan investigasi awal. Kita juga sudah menggelar rapat dengan agen kapal sebagai perwakilan pemilik kapal terkait langkah-langkah penanganan," kata Barlet.
 Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi |
Tak hanya itu saja, lanjut Capt Barlet, pihaknya juga telah memerintahkan agen kapal yakni PT Samoedra Salvage Engineers untuk segera melengkapi perizinan kegiatan penyelamatan (salvage) dan mendatangkan tenaga teknis.
"Survey under water juga sudah dilakukan dan kita sudah menetapkan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam kegiatan salvage seperti kegiatan pemindahan bahan bakar, pemindahan muatan dan rencana pengapungan," terang dia.
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Kementerian Perhubungan, Ahmad, mengatakan penanganan terhadap kandasnya MV Shahraz telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan mengutamakan penyelamatan kapal yang terkena musibah.
Ia juga menuturkan bahwa pihak Kementrian Perhubungan telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak termasuk negara Iran dalam penanganan kapal tersebut.
"Intinya semua sudah dilaksanakan sesuai prosedur. Negara bendera sudah terinfo dan wakil IMO (International Maritime Organization) dari Iran juga sudah koordinasi demgan Kemenhub. Kemenlu juga sudah mengetahui. Singapura dan Malaysia sebagai tripartite state bersama Indonesia untuk Selat Malaka juga sudah terinfo sejak awal," katanya.
Sebelumnya, sejumlah pihak telah melakukan penyelidikan dengan mendatangi lokasi kejadian. Tim Basarnas juga hendak memgevakuasi 25 kru kapal yang diketahui merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Iran dan India. Namun, mereka masih enggan dievakuasi.
(dek/arh)