Bandung, CNN Indonesia -- Gubernur sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat,
Ridwan Kamil, memutuskan Pembatasan Sosial Berskala Besar (
PSBB) di Jabar diperpanjang selama 14 hari ke depan atau 26 Juni.
Namun tidak semua wilayah menerapkan PSBB hingga 26 Juni. Perpanjangan PSBB hingga 26 Juni ini berlaku untuk wilayah yang masuk zona kuning.
"PSBB Jawa Barat diperpanjang sampai 26 Juni untuk mewadahi kota dan kabupaten yang termasuk dalam zona kuning yang ingin melakukan PSBB secara proporsional," kata Ridwan Kamil dalam jumpa pers yang disiarkan secara daring, Jumat (12/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara khusus untuk wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi (Bodebek) tetap menyamakan dengan kebijakan pemberlakuan PSBB DKI Jakarta sebagai episentrum Covid-19.
"Khusus untuk Bodebek yang diinstruksikan satu frekuensi dengan Jakarta, maka PSBB proporsional Bodebek dipersamakan dengan jadwal Jakarta yaitu 2 Juli 2020," ujar pria yang karib disapa Emil itu.
Ada pula wilayah yang tidak lagi diterapkan PSBB yakni yang masuk dalam zona biru.
"Jadi artinya ada tiga situasi di Jawa Barat saat ini. Satu yang melaksanakan PSBB proporsional hingga 2 Juli, lalu ada yang melanjutkan PSBB proporsional sampai 26 Juni dan wilayah tidak melanjutkan PSBB karena masuk zona biru," jelas Emil.
Emil mengatakan dari 27 kota/kabupaten di Jabar saat ini, 15 wilayah masuk zona biru dan 10 masuk zona kuning.
"Dari 27 kota/kabupaten, yang tadinya 15 zona biru sekarang tambah dua daerah. Sedangkan, yang tadinya zona kuning 12 daerah, sekarang jadi 10," ucap Emil.
Dengan demikian, ia berharap pada dua pekan ke depan akan ada daerah yang masuk zona biru dan hijau.
"Salah satunya Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Bandung Barat, sehingga kita harapkan naik kelas," kata Emil.
Pada kesempatan itu, Emil juga menyampaikan angka reproduksi Covid-19 di Jabar masih sangat dinamis. Sempat berada di angka 0,68 dua pekan lalu, kini memasuki pertengahan Juni berada di angka 0,82.
Oleh karena itu, Emil meminta para kepala daerah di Jabar untuk tetap mewaspadai penyebaran virus corona.
"Jadi, walaupun angka reproduksi di bawah angka satu ini sudah lampu kuning kepada wali kota/bupati untuk tidak melonggarkan pengawasan. Kami sudah siapkan 627 mobil Covid-19 tes dan sudah beredar yang kami prioritaskan pengetesan di pasar," tegas Emil.
Selain pengetesan masif, Emil mengungkapkan rata-rata pasien positif Covid-19 selama dua minggu terakhir berada di angka 25 orang per hari. Jumlah itu menurun dibandingkan dengan periode pertengahan hingga akhir Mei sebanyak rata-rata 42 orang.
Kemudian, dalam dua minggu terakhir Gugus Tugas Covid-19 Jabar menyimpulkan penularan Covid-19 masih beredar di lingkup perkotaan. Terutama wilayah Bodebek dan Bandung raya.
"Maka kepala daerah di Bodebek dan Bandung raya harus lebih waspada karena kepadatan manusia berbanding lurus dengan penyebaran Covid-19. Sementara di luar Bodebek dan Bandung raya relatif sedikit," ujar Emil.
Dalam hal penyebaran kasus positif Covid-19, Emil menyatakan Jabar relatif terkendali. Hal itu berdasarkan statistik jumlah kasus dibanding jumlah populasi. Jabar berada di peringkat 26 dari 34 provinsi.
"Kalau dipersentasikan berdasarkan jumlah kasus dibandingkan populasi, Jawa Barat ada di rangking 26 dari 34 provinsi. Selain itu, tingkat kesembuhan lima kali lipat lebih banyak dari jumlah orang meninggal," tutur Emil.
(hyg/bac)
[Gambas:Video CNN]