Jakarta, CNN Indonesia -- Executive Director Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Damar Juniarto menduga komika
Bintang Emon menjadi target sasaran serangan oleh
buzzer. Menurutnya, hal ini terjadi karena Emon dianggap berani mengemukakan pendapat secara kritis.
Dia menilai serangan yang ditujukan kepada Emon melalui media sosial sebagai bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat masyarakat, sekaligus tak mencerminkan negara demokrasi.
Lebih lanjut, Damar menjelaskan bahwa akun-akun anonim yang menyerang Emon di media sosial terklasifikasi dalam akun bot atau akun 'trolling'. Dia menjelaskan akun-akun bot itu bersifat ingin menjatuhkan dan mengganggu kegiatan seseorang di media sosial.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Secara kasat mata, SAFEnet melihat bahwa dia ditargetkan pada orang-orang yang vokal. Nah, adanya di mana? Ada yang dia aktivis, atau jurnalis mewakili organisasi medianya atau bisa juga tokoh-tokoh yang dikenal publik, misal Standup Comedian," kata Damar kepada
CNNIndonesia.com, Senin (15/6).
Damar melihat fenomena akun-akun bot di media sosial belakangan ini digunakan untuk melancarkan teror maupun menyerang orang-orang yang berseberangan pendapat dan tak memiliki narasi tunggal.
"Kalau narasinya enggak sama akan dapat serangan," kata dia.
Tak hanya Emon, Damar mengatakan serangan akun-akun bot ke pihak yang kritis terhadap pemerintah makin marak terjadi di Indonesia belakangan ini.
Ia mencatat setidaknya serangan itu kerap terjadi sejak 2017. Bahkan serangan makin ramai untuk membungkam para aktivis yang menggaungkan aksi #reformasidikorupsi pada medio 2019 lalu.
Demonstrasi 'Reformasi Dikorupsi' pada September 2019 lalu bertujuan menolak beberapa rancangan undang-undang (RUU) bermasalah. Mulai dari RUU KPK, RKUHO hingga RUU Pemasyarakatan.
 Executive Director Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) Damar Juniarto. (CNN Indonesia/Hani Nur Fajrina) |
Melihat persoalan itu, Damar menyarankan agar Bintang Emon bisa melaporkan serangan akun-akun bot itu ke pihak kepolisian. Ia menyatakan pihak kepolisian bisa mengungkapkan siapa tokoh di belakang akun bot yang menjatuhkan namanya tersebut.
Meski tak jelas kepemilikannya, Damar memandang akun-akun bot tersebut pasti memiliki tokoh yang menggerakkan di belakang layar.
"Itu kan kita harus lihat di belakangnya, siapa di balik akun tersebut. Karena ini kita berharapan dengan makhluk jejadian. siapa di belakangnya dan motif apa kita enggak tahu. Makanya polisi punya kewenangan untuk mengusut itu," kata Damar.
Selain itu, Damar juga menyarankan agar semua orang membekali diri dengan melindungi akun-akun media sosial pribadinya dari ancaman serangan digital atau '
digital hygine'.
Ia beranggapan para peretas pasti memanfaatkan celah dalam akun media sosial seseorang yang ditargetnya untuk disalahgunakan.
"Misalnya dengan password yang kuat untuk email-email, sudahkah mengaktifkan protector identification, jadi yang berkaitan dengan digital hygine atau melindungi diri dari serangan digital harus dilakukan," kata dia.
Selain itu, Damar menyarankan agar orang-orang yang akunnya diserang oleh akun-akun bot dapat berkonsolidasi dan bekerja sama satu sama lain. Hal itu bertujuan agar konsolidasi itu bisa melawan balik serangan yang dilakukan akun-akun bot di media sosial.
"Bisa juga melaporkannya bersama-sama bila mengalami ini. Karena kan yang diserang bukan cuma 1-2 orang. Jadi mereka harus melaporkan saja. Karena kan bukan Emon doang yang diserang. Banyak juga yang diserang," kata Damar.
Pada Senin (15/6) pagi ini, jagad media sosial Twitter dihebohkan pengakuan Bintang yang mulai diusik lewat peretasan akun media sosial. Sejumlah akun anonim juga memainkan isu Bintang pecandu narkoba jenis sabu-sabu.
Serangan itu diduga imbas dari unggahan Bintang Emon terkait video proses persidangan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan lewat akun @bintangemon.
Dalam video itu, ia mengkritisi alasan jaksa penuntut umum yang hanya menuntut pelaku satu tahun penjara. Bintang membalut kritiknya dengan guyonan-guyonan khas stand up comedy.
(rzr/pmg)
[Gambas:Video CNN]