Pemkot Surabaya Buka Peta Alamat Pasien Covid-19

CNN Indonesia
Rabu, 17 Jun 2020 20:33 WIB
Foto kolase perbandingan suasana pasar yang berada di kompleks Makam Sunan Ampel saat bulan Ramadhan pada 2019 sebelum adanya pandemi COVID-19 (atas) dan saat pandemi COVID-19 (bawah), di Surabaya, Selasa (28/4/2020) malam. Kawasan yang biasanya ramai dikunjungi untuk ziarah atau pun berbelanja pada bulan Ramadhan tersebut kini sepi menyusul penutupan Makam Sunan Ampel bagi peziarah guna mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/aww.
Suasana pasar di kompleks Makam Sunan Ampel, Surabaya. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)
Surabaya, CNN Indonesia --

Pemerintah Kota Surabaya membuka data alamat pasien Covid-19 dalam bentuk peta. Hal ini untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya memutus mata rantai penyebaran virus corona di Surabaya.

Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Kota Surabaya M. Fikser memastikan bahwa pembuatan peta alamat pasien Covid-19 itu sudah mempertimbangkan faktor psikologis warga.

"Kini, warga lebih tenang dan tidak gampang panik dengan kabar ada pasien positif di lingkungannya. Beda dengan dulu di awal-awal ada kasus. Kalau dulu kita buka petanya seperti ini, bisa panik semua warga dan tentu psikologisnya akan terganggu," kata Fikser di kantornya, Rabu (17/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, kata Fikser, alamat yang ditampilkan dalam peta itu hanyalah sebatas nama jalan atau gang di mana pasien positif Covid-19 itu bertempat tinggal. Bukan identitas maupun alamat detail pasien tersebut.

"Data alamat detailnya itu kami sudah berikan kepada Satgas Kampung Wani Jogo Suroboyo, pihak kelurahan dan pihak puskesmas. Tujuannya tentu untuk bersama-sama melindungi warga yang positif itu, bukan lagi mengucilkan mereka," kata dia.

Sebelum membuka data alamat pasien, Pemkot Surabaya telah membuat Kampung Tangguh Wani Jogo Suroboyo di hampir seluruh RW di Kota Surabaya.

A man walks past a mural depicting the COVID-19 coronavirus in Bangkalan, east Java on April 6, 2020. (Photo by Juni Kriswanto / AFP) / ìThe erroneous mention[s] appearing in the metadata of this photo by Juni Kriswanto has been modified in AFP systems in the following manner: [Bangkalan] instead of [Surabaya]. Please immediately remove the erroneous mention[s] from all your online services and delete it (them) from your servers. If you have been authorized by AFP to distribute it (them) to third parties, please ensure that the same actions are carried out by them. Failure to promptly comply with these instructions will entail liability on your part for any continued or post notification usage. Therefore we thank you very much for all your attention and prompt action. We are sorry for the inconvenience this notification may cause and remain at your disposal for any further information you may require.îMural melawan virus corona di Bangkalan, Madura, Jawa Timur. (AFP/JUNI KRISWANTO)

Fikser mengatakan peta sebaran Covid-19 di Kota Surabaya itu muncul dengan empat kode warga. Warna merah untuk menunjukkan ada pasien yang terkonfirmasi positif Covid-19. Hijau muda artinya tidak ada pasien terkonfirmasi pasien positif Covid-19.

Kemudian hijau tua menunjukkan pernah ada pasien konfirmasi Covid-19 namun sudah sembuh atau meninggal. Biru untuk menunjukkan bahwa di wilayah tersebut sudah dilakukan rapid test dan tes swab massal.

Fikser berharap dengan dibukanya peta ini, masyarakat bisa lebih meningkatkan kehati-hatian dalam menjalankan aktivitas, serta rasa melindungi sesama warga.

Sebab, menurutnya persoalan pandemi Covid-19 ini bukan hanya persoalan pemerintah, tapi juga butuh partisipasi dan kerja sama yang baik dari warga Kota Surabaya.

"Pemkot tidak bisa sendiri mengatasi ini, tapi kita harus bergandeng tangan memerangi pandemi ini," ujarnya.

Dibukanya data sebaran pasien positif ini, maka para pelaku ojek online juga bisa meningkatkan kehati-hatiannya saat bekerja. Fikser mengaku pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak ojol untuk ikut memperhatikan peta sebaran ini.

"Para driver ojek online ini bisa lebih hati-hati ketika harus mengantarkan orang atau barang ke gang-gang yang ada tanda merahnya itu," katanya.

Nantinya, lanjut Fikser, data yang terdapat di peta sebaran itu juga akan terus diperbarui secara berkala. Sebab, hingga saat ini terus dilakukan rapid test dan tes swab massal, serta banyak pula pasien yang sudah sembuh.

(frd/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER