Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini angkat bicara terkait target dua pekan dari Presiden Joko Widodo untuk menurunkan angka penyebaran virus corona di Jawa Timur, termasuk Surabaya.
Menurut Risma, saat ini kasus positif Covid-19 di wilayah Surabaya telah berangsur turun. Ia pun menolak jika dianggap tak bekerja dalam penanganan corona di Kota Pahlawan.
"Sebenarnya sudah turun, tadi saya memang tidak menyampaikan angka, saya nanti dikira seolah enggak kerja. Sebetulnya angka itu sudah turun," kata Risma, usai rapat pengarahan percepatan Covid-19 bersma Menko Polhukam Mahfud MD dan Mendagri Tito Karnavian, di Hotel JW Marriot, Surabaya, Jumat (26/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, per tanggal 16 Juni kasus positif di Surabaya tercatat sebanyak 4.181, kemudian bertambah 81 kasus pada 17 Juni menjadi 4.262.
Lalu bertambah 121 kasus pada 18 Juni menjadi 4.383, bertambah 84 kasus pada 19 Juni menjadi 4.467.
Kasus positif di Surabaya terus bertambah 105 kasus pada 20 Juni menjadi 4.572, bertambah 56 kasus pada 21 Juni menjadi 4.628 kasus, bertambah 143 kasus pada 22 Juni menjadi 4.771, bertambah 107 pada 23 Juni menjadi 4.878, bertambah 84 pada 24 Juni menjadi 4.962, bertambah 195 pada 25 Juni menjadi 5.157 orang.
Ia mengatakan meski pertambahan kasus di Surabaya tercatat masih cukup tinggi, namun hal itu tak lepas dari hasil swab pada spesimen yang diambil pada sepekan lalu.
"Memang hasilnya seperti itu, ini memang tertinggi. Sebetulnya itu hasil minggu lalu. Hasil swab seminggu yang lalu, kalau setelah itu turun memang," ujarnya.
Risma mengklaim bahwa saat ini warga Surabaya yang masih diisolasi di hotel tinggal tersisa sekitar 60 orang. Mereka merupakan masyarakat yang berdasarkan rapid test hasilnya reaktif. Mereka tengah menunggu hasil tes swab sebagai lanjutan.
"Angka itu turun sekarang, tadi saya suruh ngecek di hotel tinggal nggak sampai 60 orang, itu yang reaktif nunggu swab. Kemungkinan sudah pulang nggak sebesar 60 itu," ujarnya.
Kader PDI Perjuangan itu juga mengatakan jajaran Pemkot Surabaya tetap bekerja keras dengan tetap melakukan tracing dan rapid test secara masif. Pemkot Surabaya juga mengerahkan Babinsa, Bhabinkamtibmas dan petugas di puskesmas untuk tetap melakuka tes masif.
Hal itu sebagaimana, yang selama ini dilakukan oleh BIN dan BNPB beberapa waktu lalu menggunakan mobil swab test dan rapid test. Mobil itu telah kembali ke Jakarta.
"Kita tetap lakukan tracing, jadi BIN itu kita gantikan petugas puskesmas, Babinsa Bhabinkamtibmas itu puskesmas kelurahan itu kita tracing untuk kita melakukan seperti dilakukan bin untuk swab dan rapid," ujarnya.
Risma kembali menegaskan dirinya tetap bekerja menangani Covid-19 di Surabaya. Sekali lagi ia memastikan bahwa kasus positif di Surabaya sebetulnya sudah menurun.
"Tapi memang turun hasilnya [swab dan rapid], nanti kalau [turun] nggak banyak saya di tuduh nggak nyambut gawe (nggak kerja)," tegasnya.
(frd/osc)