Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bakal memfokuskan pengawasan di dua area yang masih berpotensi menjadi pusat penyebaran virus corona (Covid-19), yakni pasar dan kereta rel listrik (KRL) Commuter Line. Kedua area itu rawan penularan virus corona selama Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) transisi fase pertama.
Pengawasan di dua area tersebut akan dilakukan lebih ketat selama PSBB transisi fase dua 14 hari ke depan.
"Pasar dan KRL jadi PR untuk dituntaskan," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam konferensi pers di Balai Kota, Rabu (1/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anies mengatakan pada pelaksanaan PSBB transisi fase pertama, ada 19 pasar di Jakarta yang ditutup karena sejumlah pedagang terpapar virus corona. Sementara, berdasarkan data Pasar Jaya, per Selasa (30/6) kemarin, jumlah pedagang yang positif virus corona mencapai 142 orang.
Oleh karena itu, mulai Juli ini, Anies akan mengerahkan petugas Satpol PP, ASN, dan personel TNI-Polri untuk menjaga secara ketat keramaian di pasar. Menurut Anies, ada sekitar 300 pasar di Jakarta yang akan diawasi secara ketat.
"Pasar yang dikelola Pemprov lewat PD Pasar Jaya adalah 155, dan ada 150 pasar yang sifatnya berbasis komunitas, bukan dikelola Pasar Jaya tapi beroperasi di kawasan masyarakat. Jadi total ada 300-an pasar, 300 pasar ini akan diawasi ketat," ungkap dia.
Lebih lanjut, Anies mengatakan bahwa jam operasi pasar akan dikembalikan normal. Selain itu aturan ganjil genap toko ditiadakan.
"Tapi jumlah orang masuk pasar akan dikendalikan. Jadi jumlah orang masuk pasar tidak boleh lebih dari 50 persen kapasitas pasar," ujarnya.
Sementara, di KRL secara umum nantinya jajaran TNI, Polri, petugas Pemprov DKI akan bekerja sama dengan pihak PT KCI untuk bisa memantau pengaruran di KRL.
"Jadi dua ini selama 14 hari ke depan akan jadi fokus pengendalian. Tempat-tempat lain relatif terkendali, baik pengelola maupun pengunjungnya," tutur Anies.
(dmi/osc)