Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Laksdya TNI Aan Kurnia mengatakan berencana membangun pusat informasi maritim atau Indonesia Maritime Information Center (IMIC).
Tujuannya, mengimbangi narasi dari negara-negara tetangga yang seringkali menyebut tindak pencurian kecil di Selat Malaka sebagai perompakan, yang membuat Indonesia dianggap sebagai negara yang kurang aman.
Pemberitaan soal kejadian di wilayah perairan perbatasan antara Indonesia dengan negara tetangga selama ini dikeluarkan oleh International Maritime Bureau (IMB) di Kuala Lumpur, Malaysia; Information Fusion Center (IFC) di Singapura; dan Regional Cooperation Agreement on Combating Piracy and Armed Robbery against Ships in Asia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masalahnya kadang-kadang berita dari IMB, IFC ini yang diberitakan banyak merugikan kita. Contohnya kayak pencurian di Selat Malaka atau Singapura itu, cuma ambil tali atau nyuri cat, laporan ke IMO itu laporannya perompakan, pembajakan. Indonesia jadi dianggap enggak aman," kata Aan saat berkunjung ke kantor redaksi CNNIndonesia.com, di Gedung Trans Media, Jakarta Selatan, Rabu (1/7).
Padahal, katanya, hingga saat ini belum ada laporan praktik pembajakan hingga penculikan di Indonesia disertai dengan permintaan tebusan ratusan juta dolar seperti yang terjadi di Somalia.
"Nah, itu makanya saya membuat ini (pusat informasi), untuk paling enggak ngimbangin lah. Saya tidak bisa meluruskan atau mengkomplain atau apa ya, meng-counter. Saya hanya bisa buat ini lho [informasi] versi Indonesia ini," ujar Ari.
Dalam kesempatan itu, Aan menjelaskan pihaknya akan segera menemui Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD terkait dengan pendirian IMIC diharapkan bisa teralisasi tahun ini.
"Ini dalam waktu dekat saya akan lapor ke Menko Polhukam. Nanti (keluar) izin, kalau memang ini (selesai) akhir bulan sudah siap semua," kata dia.