IDI Jatim Catat 86 Dokter dan 146 Perawat Positif Corona

CNN Indonesia
Jumat, 03 Jul 2020 15:21 WIB
Dokter berdiri di ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Rumah Sakit darurat COVID-19 tersebut berkapasitas sebanyak 160 tempat tidur dalam ruangan dan 65 kamar isolasi bertekanan negatif untuk merawat pasien positif COVID-19 sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.
Angka kematian tenaga kesehatan akibat virus corona (Covid-19) di Jawa Timur kian hari makin bertambah. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Surabaya, CNN Indonesia --

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur mengungkapkan bahwa angka kematian tenaga kesehatan akibat virus corona (Covid-19) baik dokter maupun perawat di Jatim, kian hari makin bertambah.

Ketua IDI Jatim dr Sutrisno mengatakan saat ini setidaknya tercatat ada sebanyak 86 dokter yang terkonfirmasi positif corona, 13 di antaranya meninggal dunia.

"Sekarang sudah ada 13 dokter yang meninggal dunia," kata Sutrisno, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (3/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan perawat, kata Sutrisno, berdasarkan informasi terakhir yang dia terima saat ini ada 146 yang terkonfirmasi corona. 11 orang di antaranya meninggal dunia.

Kabar tenaga medis yang terkonfirmasi positif itu, kata Sutrisno, berasal dari beberapa daerah di Jatim. Namun yang paling banyak adalah Kota Surabaya.

"Dokter dan tenaga medis yang positif Covid-19 paling banyak ada di Surabaya," kata dia.

Sutrisno mengatakan tingginya angka kematian yang terjadi ini adalah hal yang berat bagi mereka. Menurutnya, harus ada pembenahan agar hal memilukan ini tak kembali terulang.

"Ini berat menurut saya karena angka kematian tenaga medis karena Covid-19 cukup tinggi. Jadi, ada banyak hal yang mesti harus dibenahi," kata dia.

Ia mengatakan penyebab tingginya angka kematian tenaga medis ini, salah satunya lantaran kasus Covid-19 di Jatim, terutama di Surabaya Raya terus melonjak.

Dokter berdiri di ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Rumah Sakit darurat COVID-19 tersebut berkapasitas sebanyak 160 tempat tidur dalam ruangan dan 65 kamar isolasi bertekanan negatif untuk merawat pasien positif COVID-19 sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/wsj.Dokter berdiri di ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). (ANTARA FOTO/M. Risyal Hidayat)

Per Kamis (2/7) kasus Positif Corona di Jatim mencapai 12.681. Sebanyak 6.099 di antaranya berasal dari Surabaya, kemudian 1.704 dari Kabupaten Sidoarjo dan 745 dari Kabupaten Gresik.

Terus melonjaknya kasus positif corona tersebut membuat rumah sakit rujukan mengalami kelebihan kapasitas. Hal itu membuat beban tenaga medis menjadi lebih berat. Di sisi lain, mutasi virus corona ini dinilai lebih kuat dan ganas.

"Pasien terus banyak berdatangan dengan gradasi gejala yang berat-berat," ujarnya.

Selain itu, menurutnya sistem rujukan pasien Covid-19 di Jatim juga belum tertata dengan baik, terutama di Surabaya Raya. Akibatnya terjadi penumpukan pasien, hal itu membuat tenaga kesehatan kewalahan.

"Kalau kewalahan sudah jelas. Karena rujukan pasien belum tertata, jadi ngeri masih berantakan. Akhirnya ya pasien numpuk di rumah sakit, karena semuanya rujukan belum tertata," kata Sutrisno.

IDI Jatim, kata dia, sudah memberikan saran kepada pemerintah daerah di Jatim agar ada evaluasi terhadap sistem rujukan yang dilakukan selama ini.

Menurut dia, dengan sistem rujukan yang bagus, pasien Covid-19 bisa terbagi di sejumlah rumah sakit rujukan dan tidak terpusat di satu rumah sakit saja.

"Jadi yang tidak terlalu berat, mungkin bisa di rumah sakit lapangan atau di Asrama Haji. Nanti yang berat-berat baru di dr Soetomo, di RS Unair. Rencana mau ditata begitu," kata dia.

Jika sistem rujukan pasien Covid-19 di Jatim sudah tertata dengan baik, maka menurut Sutrisno hal ini akan memudahkan proses penanganan.

(frd/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER