Peneliti LIPI: Sektor Kesehatan dan Ekonomi Layak Reshuffle

CNN Indonesia
Rabu, 08 Jul 2020 07:40 WIB
Presiden Joko Widodo menunda pembahasan RUU Omnibus Law Ciptaker, Jumat (24/4).
Peneliti LIPI menilai Presiden Jokowi sudah selayaknya merombak kementerian sektor kesehatan dan ekonomi karena tak memberi gebrakan signifikan atasi krisis. (Foto: Dok. Biro Sekretariat Presiden/Muchlis)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sektor kementerian bidang kesehatan dan ekonomi kabinet pemerintahan Joko Widodo dinilai layak untuk dirombak atau reshuffle karena tak menunjukkan dobrakan signifikan selama pandemi corona (covid-19).

Peneliti dari Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Rahajo Jati menilai kinerja di dua sektor kementerian itu perlu dievaluasi karena gagal mengatasi krisis kesehatan dan ekonomi selama corona mewabah di Indonesia.

"Sektor kesehatan dan sektor perekonomian tak maksimal menangani Covid-19," kata Wasisto kepada CNNIndonesia.com, Selasa (7/7).


Wasisto menilai wajar bila Jokowi marah terhadap para menteri yang membawahi sektor kesehatan dan perekonomian saat menangani Covid.

Ia memandang dua sektor menjadi yang paling bertanggung jawab untuk mengurusi masalah keselamatan jiwa dan pemulihan ekonomi saat pandemi terjadi.

"Keduanya vital karena menyangkut kelangsungan hajat hidup orang banyak," kata dia.

Sejumlah survei sempat merilis nama-nama menteri yang diharapkan untuk reshuffle. Dari hasil survei Indonesia Political Opinion (IPO) misalnya, beberapa nama menteri yang mengurusi kesehatan dan perekonomian berada di urutan tiga teratas.


Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto menduduki posisi kedua sebesar 52,4 persen. Sementara Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah menyusul di tempat ketiga dengan 47,5 persen.

Wasis menyatakan kondisi perekonomian Indonesia mengkhawatirkan dengan terjadinya peristiwa pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran hingga proyeksi pertumbuhan ekonomi yang tak signifikan.

"Kalau banyak warga negara yang meninggal, otomatis jumlah tenaga kerja produktif menurun," kata dia.

Sementara di sektor kesehatan, Wasisto memandang Kementerian Kesehatan masih gagap dan tak berdaya menghadapi virus corona. Ia menyatakan kegagapan itu muncul karena faktor pemerintah belum berpengalaman menangani pandemi yang sama beratnya dengan corona saat ini

Ditambah lagi, Menkes Terawan kerap mengeluarkan pernyataan kontorversial saat awal-awal menangani corona. Mulai dari pernyataan pasien Covid-19 akan sembuh sendiri hingga tak perlu penggunaan masker bagi yang sehat.

"Makanya ketika Covid-19 menerjang, Kemenkes seakan kurang berdaya," kata dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Wasisto turut menyoroti kinerja Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) butuh perbaikan kinerja untuk mendukung upaya penanganan virus corona.

Ia memandang selama ini Kemenristek minim pergerakannya dalam menangani pandemi corona. Padahal, kata dia, lembaga itu memiliki kewenangan yang besar untuk menghasilkan vaksin dan inovasi pelbagai peralatan di bidang medis untuk menekan corona.

"Kerja riset berbasis inovatif ini perlu dilakukan agar turut kontribusi dalam penanganan pandemi ini misalnya riset soal vaksin. Saya lihat narasi anti-saintifik masih dominan di Indonesia," kata Wasisto.

Diketahui, Menristek Bambang Brodjonegoro mengatakan pihaknya sedang mengembangkan serum dan vaksin anti-virus corona (Covid-19). Ia menargetkan serum itu bisa diproduksi sendiri oleh Indonesia pada bulan Agustus mendatang. Khusus untuk vaksin, ia menargetkan bisa diproduksi pada awal 2021.

(rzr/gil)


[Gambas:Video CNN]
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER