Kapolri Idham Gembleng Siswa Akpol ke 5 Daerah Rawan Konflik

CNN Indonesia
Rabu, 08 Jul 2020 12:01 WIB
Kapolri Jenderal Idham Azis memberi keterangan pers di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (1/7).
Kapolri Jenderal Idham Azis bakal mengirim para Akpol ke daerah rawan konflik sebagai ujian mental para calon perwira polisi agar tak jadi 'anak mama'. (CNN Indonesia/ Michael Josua)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kapolri Jenderal Idham Azis mengungkapkan bahwa dirinya sedang menggodok penempatan para siswa akademi kepolisian (Akpol) di lima kepolisian daerah (Polda) yang dikenal sebagai daerah rawan konflik.

Hal itu dia ungkapkan saat memberikan sambutan kepada Calon Perwira Remaja atau Capraja TNI-Polri yang disiarkan melalui kanal Youtube TNI Angkatan Udara, Rabu (8/7).

"Saya juga lagi merencanakan, Akpol mau saya simpan di lima polda: Papua, Papua Barat, Maluku, Poso, sama Maluku Utara. Biar meriang-meriang semua itu orang tuanya," kata Idham dalam sambutannya sebagaimana dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (8/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, lima polda yang disebutkan Idham itu merupakan daerah-daerah yang rawan terjadi gesekan ataupun aksi terorisme. Di wilayah Poso misalnya, beberapa kali sempat terjadi aksi tembak menembak antara kepolisian dengan teroris setempat.

Bahkan, korps Bhayangkara ini memiliki operasi khusus yang dinamakan operasi satgas Tinombala di wilayah tersebut untuk menangani terorisme dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Setidaknya, masih ada 14 tersangka berstatus buron yang belum tertangkap di Poso, Sulawesi Tengah.

Selain itu, di wilayah Papua dan Papua Barat pun juga rawan terjadi konflik. Pasalnya, kepolisian memiliki satgas ops Nemangkawi yang salah satu tugasnya adalah mengejar kelompok kriminal bersenjata (KKB) di wilayah paling timur Indonesia itu.

Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) melakukan atraksi melewati halang rintang balok pada penutupan Pendidikan Bhayangkara Taruna Angkatan 49 Detasemen Prawira Hirya, di Semarang, Jateng, Rabu (5/11). Sebanyak 289 taruna dan 50 taruni lulus pendidikan dasar bhayangkara tersebut dengan pangkat Bhayangkara Dua Taruna. ANTARA FOTO/R. Rekotomo/Koz/Spt/14.Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) melakukan atraksi melewati halang rintang balok. (ANTARA FOTO/R. Rekotomo)

Dia menegaskan rencana itu nantinya akan dilakukan guna menguji mental para Capraja TNI/Polri sehingga dapat mengabdi bagi negara dengan maksimal. Mantan Kabareskrim itu mengaku ingin menghasilkan taruna dan taruni Polri yang dapat menjadi perwira kuat dan tidak cengeng.

"Kuatkan mentalmu karena kau sudah memilih jalan untuk mengabdi, jangan kau jadi anak mama, belum apa-apa kau sudah merengek sama orangtua," kata jenderal bintang empat Polri tersebut.

Dia pun mengatakan pihaknya akan membentuk juga program pendidikan Akpol yang mengasah para anggotanya menjadi keras seperti pada zamannya dulu. Salah satunya dengan melalui pelatihan Brimob di kepolisian.

Sebagai informasi, Brimob atau Brigade Mobil merupakan kesatuan operasi khusus kepolisian yang bersifat paramiliter. Lazimnya, para anggota kesatuan ini akan menjalani pelatihan seperti di militer.

"Kedua saya lagi berpikir mau saya Brimob-kan, seperti waktu saya masuk di PTIK (Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian)," tambah dia lagi.

"Mau saya Brimob-kan semua ini, biar tambah meriang-meriang," pungkas Idham.

Akpol adalah lembaga pendidikan di bawah Polri untuk mencetak perwira polisi. Lama pendidikan seorang calon perwira di Akpol adalah empat tahun dengan lulusan berpangkat Inspektur Polisi Dua (Ipda). Kampus Akpol ini berada di Semarang, Jawa Tengah.

(mjo/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER