Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (RK) mengungkapkan simulasi pembukaan kegiatan belajar tatap muka di sekolah yang berada di wilayah zona hijau penyebaran virus corona (Covid-19).
Pria yang akrab disapa Emil itu menyatakan pembukaan sekolah diizinkan dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan virus corona.
"Tatap muka untuk sekolah yang diizinkan dibuka terbatas di zona kewaspadaan hijau seperti kota Sukabumi ini," kata Emil melalui akun Instagram, @ridwankamil, yang dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (8/7),
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Emil menyebut pembelajaran tatap muka di tengah pandemi Covid-19 ini akan berbeda dari sebelumnya.
Menurutnya, pembelajaran tatap muka di sekolah hanya dilakukan empat sampai lima jam. Kemudian tak ada jam istirahat. Setelah belajar para siswa juga langsung diminta langsung pulang.
Selain itu, kata Emil, satu kelas akan dibagi dalam dua sampai tiga sif. Kemudian tak semua siswa belajar tatap muka bersamaan. Jadwal masuk siswa bergantian satu atau dua minggu.
"Ada yang daring satu atau dua minggu, dan ada yang tatap muka satu atau dua minggu. Setiap dua sampai tiga hari gantian," ujarnya.
Meskipun demikian, Emil menyebut tak semua siswa diperbolehkan masuk sekolah untuk belajar tatap muka. Siswa yang tinggal di zona nonhijau dilarang ikut belajar tatap muka.
Kemudian jika orang tua tidak berkenan anaknya masuk sekolah, siswa boleh belajar secara daring di rumah masing-masing. "Semua dilakukan dengan kehati-hatian dan selalu perlahan bertahap," ujar Emil.
Hanya SMP dan SMA
Lebih lanjut, Emil mengatakan sekolah di zona hijau Covid-19 yang boleh menerapkan belajar tatap muka baru untuk SMP dan SMA/SMK. Sementara SD menyusul setelah pelaksanaan belajar tatap muka di tengah pandemi berjalan lancar.
"Yang didahulukan adalah SMA dan SMP. Baru nanti setelah lancar ke SD," katanya.
Emil hari ini mendampingi Wakil Presiden Ma'ruf Amin dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim meninjau persiapan belajar tatap muka di SMA Negeri 4 Kota Sukabumi, Jawa Barat.
Dalam kunjungan tersebut, Ma'ruf dan Nadiem mengecek sejumlah protokol kesehatan, seperti jaga jarak, penggunaan masker, pelindung wajah, dan tempat cuci tangan.
Menurut Emil, kunjungan langsung Ma'ruf dan Nadiem ini untuk memastikan pihak sekolah telah menyiapkan protokol kesehatan pencegahan penularan virus corona.
"Di SMAN 4, beliau (Ma'ruf) melihat opsi-opsi keamanan. Ada yang pakai masker saja, ada yang masker dan sekaligus face shield, ada juga tambahan dengan box plastic di tiap meja," ujarnya.
Emil berharap Kota Sukabumi dapat memicu semangat daerah lain dalam menangani penyebaran virus corona dan bisa menjadi zona hijau.
"Semoga minggu-minggu kedepan yang zona hijau di Jabar makin bertambah," katanya.
Sementara itu, Ma'ruf Amin mengatakan protokol kesehatan di SMAN 4 Sukabumi sudah terpenuhi. Salah satunya membagi jadwal belajar tatap muka guna menghindari kerumunan dalam mencegah penyebaran virus corona.
"Tadi di SMAN 4 saya melihat, walaupun pusat memperbolehkan dua sif, tapi di situ dibagi menjadi tiga sif. Lebih hati-hati lagi. Kemudian disamping memakai masker, face shield bahkan ada kotak plastik di tiap meja," kata Ma'ruf.
Ma'ruf menyatakan metode pembelajaran dan protokol kesehatan yang diterapkan di SMAN 4 Kota Sukabumi dapat menjadi contoh bagi sekolah lain di zona hijau Covid-19 yang berada di wilayah lain.
"Saya harap di daerah lain, kalau mau buka sekolah, harus membuat cara-cara yang paling aman, tapi pembelajaran berjalan efektif," ujarnya.
Lebih lanjut, Ma'ruf menegaskan sekolah yang masih berada di zona kuning dan merah Covid-19 belum dapat menggelar belajar tatap muka.
Selain meninjau SMAN 4 Kota Sukabumi, Ma'ruf juga meninjau protokol kesehatan Pondok Pesantren (ponpes) Assobariyyah Kota Sukabumi.
Ma'ruf menyatakan Ponpes Assobariyyah dapat menjadi contoh bagi pondok pesantren yang sudah memulai kegiatan pendidikan dan keagamaan.
"Saya lihat ini juga harus jadi contoh, area pesantren disterilkan, santrinya juga di-rapid test supaya aman. Lalu disediakan tempat cuci tangan, rutin disemprot disinfektan, jadi kita harapkan juga ini jadi model untuk pesantren," katanya.
Sementara, Emil mengatakan pihaknya terus memantau pelaksanaan protokol kesehatan pencegahan virus corona di seluruh pesantren di Jabar.
"Protokol saya monitor ke berbagai pesantren sudah siap jadi kita gabung panduan dari Kemenag dan gugus tugas Jabar," kata Emil.
(fey/hyg/fra)