Bukan Pabrik, Klaster Corona Unilever Disebut dari Indekos

CNN Indonesia
Kamis, 09 Jul 2020 21:09 WIB
Petugas kesehatan mengambil sampel lendir dari hidung salah satu warga saat mengikuti swab test dan tes diagnostik cepat (rapid test) COVID-19 secara massal di Surabaya, Jawa Timur, Senin (1/6/2020). Tes diagnositk cepat dan swab test yang diselenggarakan oleh Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Pemerintah Kota Surabaya tersebut digelar untuk memetakan kondisi kesehatan masyarakat yang berada di zona merah sekaligus sebagai upaya mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Moch Asim/wsj.
Klaster corona di Unilever disebut berasal dari indekos karyawan. (ANTARA FOTO/Moch Asim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jawa Barat (Jabar) Taufik Garsadi menyebut sumber klaster penyebaran virus corona (Covid-19) di pabrik Unilever Kabupaten Bekasi bukan dari lingkungan kerja.

"Hasil penelusuran dari gugus tugas memang bukan berasal dari kawasan industri, tetapi pada saat karyawan ini di tempat kos," kata Taufik dalam jumpa pers, Kamis (9/7).

Menurut dia, para karyawan tersebut tinggal dengan karyawan dari pabrik lain. Ada kemungkinan penularan corona terjadi dari tempat tinggal mereka.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Karena karyawan yang OTG (orang tanpa gejala), suhunya normal tetapi membawa virus dan ini memang sangat sulit dicegah," ucapnya.

Taufik menuturkan perusahaan manapun di Jabar saat ini harus memperhatikan dan serius menerapkan protokol kesehatan. 

"Ini sangat penting sekali, tanpa kerja sama pengusaha dan pekerja maka penerapan pun menjadi hal yang sulit dilakukan," katanya.

Sementara itu Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat (Jabar) Berli Hamdani mengatakan pihaknya akan melakukan tes masif di dua klaster baru penyebaran virus corona.

Dua klaster baru tersebut yakni klaster industri dan klaster institusi pendidikan kenegaraan di Bandung raya. Klaster pertama merupakan pabrik PT Unilever di Bekasi. Sedangkan, klaster kedua yang sudah teridentifikasi di Sekolah Calon Perwira TNI Angkatan Darat (Secapa AD).

Corona di Pabrik Sumsel

Sementara itu, sebanyak sembilan karyawan perusahaan perkebunan PT Hindoli di Musi Banyuasin (Muba), Sumatra Selatan terkonfirmasi positif virus corona. Sementara itu 70 orang lainnya reaktif rapid tes.

Cargill sebagai induk perusahaan PT Hindoli menutup operasional salah satu pabrik pengolahan minyak sawitnya untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Musi Banyuasin Herryadi Sinulingga mengatakan, klaster Covid-19 di PT Hindoli bermula dari salah seorang karyawan yang merasakan gejala sakit.

Karyawan tersebut segera di bawa ke RSUD Sungai Lilin Muba untuk menjalani perawatan dan tes swab. Pada 1 Juli, karyawan tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.

Dari hal tersebut, gugus tugas berkoordinasi dengan perusahaan untuk melakukan tes lebih lanjut terhadap seluruh orang dan keluarga yang merupakan kontak erat dari karyawan tersebut. Hasilnya, delapan karyawan lainnya dan dua orang keluarga karyawan terkonfirmasi positif. Saat ini delapan orang diisolasi di RSUD Sungai Lilin dan tiga orang di RSUD Bayung Lencir.

"Dari situ juga kita melakukan pelacakan kepada kontak erat dari 11 orang ini. Hasilnya 70 orang karyawan sudah dites swab dan menunggu hasilnya. 70 orang itu sudah melakukan karantina untuk mencegah penularan lebih lanjut," ujar Lingga, Kamis (9/7).

Sementara itu Presiden Direktur PT Hindoli Ong Kee Chau melalui siaran persnya mengatakan, pihaknya menghentikan sementara kegiatan operasional di salah satu pabrik Hindoli Sungai Lilin untuk disinfeksi dan sterilisasi. Pihaknya juga melakukan karantina menyeluruh terhadap seluruh karyawan yang menjalani uji swab.

Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumsel per Kamis (9/7), terdapat 2.475 kasus konfirmasi positif corona di Sumsel. Dari jumlah tersebut, 1.344 dinyatakan selesai, 1.230 diantaranya sembuh dan 114 orang meninggal dunia. Sementara 1.131 kasus lainnya masih aktif dan dalam proses perawatan serta isolasi.

(hyg/idz/ain)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER