Para pengemudi ojek online (ojol) di Kota Bekasi, Jawa Barat bergairah kembali di tengah pandemi virus corona. Mereka kembali meramaikan jalan-jalan di Bekasi dengan angkutan penumpang di belakangnya.
Pemandangan ojol ini menyusul keputusan Pemerintah Kota yang secara resmi mengizinkan ojol untuk kendaraan roda dua mengangkut penumpang kembali selama masa Adaptasi Tatanan Hidup Baru (ATHB) Covid-19 mulai Kamis (9/7) kemarin.
Keputusan itu disampaikan langsung Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi saat menghadiri peluncuran pengaktifan layanan ojol di Kota Bekasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pantauan di lapangan, banyak pengemudi ojol yang kembali 'nongkrong' sembari menunggu pesanan di beberapa titik wilayah Bekasi. Misalnya, Stasiun Kranji dan Bekasi. Ada tiga sampai enam orang berjaket hijau di kedua stasiun.
Mata mereka tak henti-hentinya melihat ponsel, menunggu denting pemberitahuan tanda orderan masuk.
"Senang sekali, bisa kembali cari uang. Biasa kan (selama PSBB) cuma angkut barang saja," kata salah seorang ojol, Hendri kepada CNNIndonesia.com di dekat Stasiun Bekasi, Jumat (10/9).
Hendri mengatakan, kemarin dia beroperasi sehari penuh. Tidak ada kendala atau gangguan berarti yang dialaminya. Dia dan rekan-rekannya sesama pengemudi ojol hanya diminta mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Senada, ojol lain yang CNNIndonesia.com temui di sekitar Stasiun Bekasi, Ipul dan Alta pun mengakui kini ada serangkaian aturan yang memang harus dipenuhi untuk beroperasi kembali. Misalnya, mitra ojol difasilitasi untuk mendapat masker dan hand sanitizer sebulan sekali sebagai bentuk protokol kesehatan.
Tak cuma itu, para pengemudi ojol juga diminta menyemprotkan cairan disinfeksi ke kendaraan roda duanya di posko-posko kesehatan yang sudah disediakan. Salah satu posko kesehatan itu berada tak jauh dari Stasiun Bekasi.
Sejak pagi, ada puluhan mitra ojol yang mendatangi posko itu untuk melakukan penyemprotan disinfektan ataupun mengambil jatah masker dan hand sanitizer mereka.
Ipul mengatakan masker dan penyemprotan disefentikan itu membantunya dalam mendapat orderan. Bahkan sekalipun penumpang berada di wilayah zona merah.
"Dari kemarin lancar sih, juga biasa kalau kita mau ngambil penumpang zona merah ada pemberitahuannya di aplikasi. Tapi tetap bisa dijemput," kata Ipul.
"Saya sudah semprot (disinfektan) kemarin, ngambil masker juga bisa. Sebulan sekali kan bikin jadwal dulu di aplikasi," timpal Alta menerangkan.
Dia mengatakan bahwa memang kini operator ojol mengetatkan protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19 ini, khususnya di wilayah Bekasi. Penumpang pun, kata Alta, diminta untuk membawa helm pribadi apabila akan bepergian menggunakan jasa ojol.
"Tapi tetap bawa helm satu saya untuk jaga-jaga," pungkas dia.
Sebagai informasi, Wali Kota Bekasi Rachmat Effendi mengatakan salah satu alasan pihaknya membuka kembali layanan ojol lantaran larangan pengangkutan penumpang itu menuai protes dari sejumlah pengemudi ojol yang disampaikan langsung lewat media sosial. Karena itu, pihaknya beberapa hari lalu telah menggelar audiensi dengan operator ojol.
"Untuk meminta pengaktifan kembali dan segera diapresiasi yang pada hari ini langsung di-launching di Mega Bekasi," katanya, kemarin.
Pemkot Bekasi sebelumnya memutuskan untuk memberlakukan adaptasi tatanan hidup baru (ATHB) atau new normal pada 3 Juli-2 Agustus 2020. Penerapan ATHB, berbeda dengan langkah beberapa kota lain seperti Depok dan Bogor yang memilih memperpanjang masa penerapan PSBB proporsional.
(mjo/osc)