Kepolisian mengatakan rekaman CCTV yang buram atau kurang jelas menjadi kendala dalam mengusut kasus kematian video editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Polisi diketahui telah memeriksa dua rekaman CCTV yang ada di sekitar lokasi penemuan jenazah Yodi.
"Dua-duanya masih buram, masih kita cari lagi CCTV yang lain dekat situ, sekarang kita lagi kirim ke Labfor," kata Yusri di Polda Metro Jaya, Selasa (14/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain karena rekaman CCTV, kesulitan dalam penyelidikan didapat dari kondisi jenazah korban yang mulai membusuk.
Kendati demikian, kata Yusri, fakta bahwa barang milik korban tak ada yang hilang membuat polisi bisa langsung memastikan bahwa kasus ini bukan begal.
"Yang memudahkan kita di sini adalah barang-barang milik pribadi si korban ini tidak hilang, berarti mengerucut dong, bukan yang namanya perampokan, bukan begal apa segala," katanya.
![]() |
Pada Jumat (10/7) lalu, video editor Metro TV, Yodi Prabowo ditemukan meninggal dunia di pinggir jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) Ulujami, Jakarta Selatan.
Berdasarkan hasil autopsi, penyebab utama kematian Yodi adalah luka tusukan di bagian leher.
Sejauh ini, polisi menduga alat yang digunakan oleh pelaku untuk menusuk Yodi adalah pisau dapur. Sebab, sebilah pisau dapur ditemukan di lokasi kejadian.
Dalam kasus ini, polisi telah memeriksa 23 saksi, berasal dari pihak keluarga hingga rekan kerja Yodi. Selain itu, anjing pelacak dari unit K9 juga diturunkan untuk membantu pelacakan di lokasi penemuan jenazah.
(dis/arh)