Koalisi Sipil Kecam Intimidasi Anggota DPRD Soal Dana Covid

CNN Indonesia
Kamis, 16 Jul 2020 02:16 WIB
close up of a human fist Ilustrasi kekerasan (Istockphoto/deepblue4you)
Jakarta, CNN Indonesia --

Alumni Sekolah Anti-Korupsi (SAKTI) Indonesia Corruption Watch (ICW), Konsultasi Independen Pemberdayaan Rakyat (KIPRa-Papua) dan MNUKWAR Papua mengecam intimidasi dan ancaman yang ditujukan kepada anggota DPRD Biak Numfor, Jhon Nehemia Mandibo.

Jhon sebelumnya mendapat kekerasan fisik berupa pemukulan oleh rekannya sesama anggota dewan dan ancaman pembunuhan oleh Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap. Perlakuan itu didapat Jhon atas sikap kritisnya yang mempertanyakan transparansi penggunaan anggaran dana penanganan Covid-19 oleh Pemkab Biak Numfor.

"Kami mengecam aksi kekerasan dan intimidasi maupun ancaman oleh pihak-pihak tertentu yang ditujukan kepada John Mandibo ataupun individu yang kritis tentang keterbukaan informasi," kata Alumni SAKTI tahun 2017, Korneles Materay, dalam keterangan tertulis, Rabu (15/7).

Korneles menyatakan pihaknya mendukung langkah Jhon yang senantiasa memperjuangkan keterbukaan informasi terkait penanganan Covid-19 oleh Pemkab Biak Numfor. Sebab, tutur dia, hal tersebut menjadi tugas dan kewenangan DPRD dalam mengawasi APBD Kabupaten/Kota sebagaimana termuat dalam Pasal 366 huruf c Undang-undang Nomor 17 Tahun 2014.

"Apa yang dilakukan oleh Jhon harus dilihat sebagai bagian dari upaya kontrol DPRD selaku mitra/unsur penyelenggara pemerintahan daerah dalam merealisasikan janji pemerintahan dan representasi kepentingan rakyat di atas kepentingan orang atau kelompok tertentu," ucap Korneles.

Pemukulan yang menimpa Jhon terjadi saat ia menghadiri rapat antara DPRD Kabupaten Biak Numfor bersama Pemkab Biak Numfor. Rapat berlangsung di ruang kerja Ketua DPRD Kabupaten Biak Numfor.

Rapat tersebut menindaklanjuti pernyataan Jhon yang mempertanyakan soal transparansi penggunaan anggaran penanganan Covid-19 di Pemkab Biak Numfor melalui live streaming sebuah kanal media.

Menurut Jhon yang juga merupakan Alumni SAKTI ini, penggunaan anggaran oleh Pemkab Biak Numfor tidak transparan. Bahkan, ia mengaku sampai saat ini belum mengetahui data pasti terkait penggunaan anggaran Covid-19.

Kritikan itu lantas berbalas pemukulan oleh rekannya sesama anggota dewan dan ancaman pembunuhan dari Bupati Biak Numfor Herry Ario Naap.

"Pak Bupati sampaikan bahwa hari ini hajar dia di dalam ruangan ini. Setelah itu dia sampaikan lagi kepada anak buahnya masuk, dia bilang sekarang juga bunuh. Bunuh dia," kata Jhon kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.

Sementara itu, Herry sendiri telah menampik ancaman pembunuhan sebagaimana tudingan Jhon. Ia hanya membenarkan bahwa sempat marah karena hasil pertemuan rapat dengan DPRD Biak Numfor berbeda dengan agenda yang disampaikan sebelumnya di mana ada klarifikasi dan permintaan maaf oleh Jhon.

"Dan memang saya berbicara keras bahwa saudara tidak konsisten dan saya sangat kecewa dengan rapat model begini," kata Herry kepada CNNIndonesia.com, Rabu (15/7).

(ryn/bmw/bmw)


[Gambas:Video CNN]
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER