Ganjar Sebut Jateng Sedang Alami Dinamika Angka Corona

CNN Indonesia
Kamis, 16 Jul 2020 01:25 WIB
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali mengumumkan seorang pasien positif corona meninggal.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (CNN Indonesia/Damar)
Semarang, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merespons lonjakan kasus positif virus corona (Covid-19) di Jawa Tengah yang pada Rabu (15/7) tercatat sebagai lonjakan kasus harian tertinggi di Indonesia.

Menurut Ganjar penambahan Covid-19 sebanyak 261 kasus pada Rabu terjadi karena dinamika data seiring tes, tracking dan treatment yang tengah dilakukan Pemprov Jawa Tengah. Dia menuturkan kondisi ini dapat berlangsung selama beberapa minggu.

“Dalam beberapa minggu ini akan terjadi dinamika data karena tes, tracking dan treatment yang sedang kami lakukan, termasuk me-review mode sistem informasi data dengan bekerja sama antara Pemprov dan Gugus Tugas dengan sistem all new record," ungkap Ganjar di kediamannya, Rabu (15/7) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam jumpa pers di Graha BNPB mengungkapkan bahwa Jawa Tengah jadi provinsi penyumbang kasus positif terbanyak pada Rabu (15/7). Catatan Gugus Tugas Pusat, ada 261 kasus positif harian di Jawa Tengah pada Rabu.

Ganjar berujar lonjakan kasus tersebut juga tak lepas dari tes massal yang digelar Pemprov Jateng.

“Ini juga karena ada tes massal masif di sejumlah daerah sebagai upaya deteksi dini. Namun, itu sekarang kami lakukan dengan hati-hati karena potensi penularan yang tinggi akibat ketidakdisiplinan. Untuk itu, sosialisasi dan kontrol dari Gugus Tugas harus ketat," kata dia.

Di Jawa Tengah terdapat lima daerah yang dinyatakan sebagai zona merah penyebaran Covid-19. Kelima daerah tersebut adalah Kota Semarang, Kabupaten Demak, Kabupaten Jepara, Kabupaten Magelang dan Kabupaten Rembang.

Klaster RSDM Solo

Dari Solo, jumlah tenaga medis di RS dr Moewardi (RSDM) yang terjangkit Covid-19 bertambah menjadi 34 orang. Kebanyakan merupakan peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi dan beberapa dokter senior.

Klaster RSDM bermula dari salah satu dokter PPDS Paru yang positif Covid-19 pada Jumat (10/7).

Pihak rumah sakit kemudian melakukan tes PCR kepada 80 dokter PPDS paru lainnya. Dari 80 dokter itu ada 25 yang terkonfirmasi positif. Kasus ini terus dikembangkan dengan melakukan contact tracing terhadap 25 dokter tersebut.

“Yang 34 ini pengembangan contact tracing dari 25 dokter itu,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo, Siti Wahyuningsih.

Warga melintas di kawasan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, Jumat (13/3/2020). Satu pasien yang dirawat di ruang isolasi RSUD Dr. Moewardi Solo meninggal dunia, berdasarkan pemeriksaan menunjukan positif COVID-19. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/pd.RSUD Dr. Moewardi, Solo, Jawa Tengah, jadi salah satu klaster penyebaran corona. (ANTARA FOTO/MOHAMMAD AYUDHA)

Ning yang juga menjadi Sekretaris Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Solo itu mengatakan pihaknya masih memilah data domisili 34 tenaga medis tersebut. Hasil sementara diketahui ada 13 dokter yang tinggal di Solo.

“Sisanya masih kita telusuri tinggalnya di mana,” katanya.

Berdasarkan laporan yang diterima Ning dari RSDM, sebagian besar tenaga medis tersebut dalam kondisi baik dengan gejala ringan hingga sedang. Saat ini mereka menjalani karantina mandiri yang difasilitasi oleh RSDM.

“Tapi katanya ada juga yang rawat inap,” katanya.

Kasubbag Hukum dan Humas RSDM, Eko Haryati mengatakan pihaknya telah melakukan langkah-langkah untuk mencegah penyebaran corona di kalangan tenaga medisnya.

“Kami masih terus melakukan penelusuran internal karena mereka kan juga kontak dengan dokter dan tenaga medis lainnya,” katanya.

Ia juga memastikan layanan di RSDM tidak terganggu oleh kasus tenaga medis positif Covid-19. Ia beralasan mayoritas tenaga medis yang positif corona berstatus sebagai mahasiswa.

“Jadi mereka tidak bertanggung jawab langsung ke pasien. Tenaga medis kami juga banyak, jadi tidak ada pengaruhnya,” kata Eko.

(dmr/ocd/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER