Doni: Corona Ibarat Malaikat Pencabut Nyawa, Bukan Konspirasi

CNN Indonesia
Kamis, 16 Jul 2020 14:51 WIB
Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo menyampaikan konferensi pers seusai rapat terbatas di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (23/6/2020).
Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengibaratkan virus corona sebagai malaikat pencabut nyawa. (Foto: Rusman-Biro Setpres)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengibaratkan virus corona (Covid-19) sebagai malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan tertular virus tersebut. Ia menegaskan ancaman virus itu nyata, bukan konspirasi.

Doni mencatat setidaknya 80 persen kematian di Indonesia akibat tertular Covid-19 dialami oleh para lansia dan memiliki penyakit penyerta (komorbid).

"Saya dalam berbagai kesempatan mengatakan ini adalah ibarat malaikat pencabut nyawa bagi kelompok rentan... Kenapa demikian? karena 80 persen kasus kematian diderita oleh kelompok rentan, yaitu lansia dan komorbid," kata Doni dalam acara Serasehan Kebangsaan Pergerakan Indonesia Maju (PIM) secara virtual, Kamis (16/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Doni pun meminta masyarakat yang menjadi bagian kelompok rentan untuk menahan diri melakukan aktivitas di luar rumah. Tak hanya itu, Doni juga meminta seluruh masyarakat menjaga kelompok rentan dari penularan corona.

"Kalau kita bisa menyelamatkan kelompok ini maka kita bisa mengurangi jumlah korban jiwa," kata Doni.

Lebih lanjut, Doni menyarankan agar masyarakat mampu mengidentifikasi risiko penularan virus corona untuk mencegah penularannya. Ia menyatakan ancaman penularan virus corona di Indonesia saat ini sudah memasuki level sangat serius.

Sejumlah anggota komunitas Transjakarta melakukan sosialisai dengan berpenampilan Sejumlah anggota komunitas Transjakarta melakukan sosialisasi dengan berpenampilan "Manusia Covid" di Halte Transjakarta Harmoni, Jakarta, Rabu, 15 Juli 2020. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma)

Melihat hal itu, Doni berharap masyarakat tak menganggap enteng terkait penyebaran virus corona. Terlebih lagi, kata dia, kini sudah ada 3.797 orang meninggal di Indonesia akibat Covid-19 di Indonesia per 15 Juli 2020.

"Karenanya bagaimana kita sekarang membantu saudara kita supaya sadar. Jangan lagi anggap enteng, jangan menganggap Covid-19 ini rekayasa, Covid ini konspirasi," katanya.

Selain itu, Doni pun membantah bila ada penilaian Indonesia masuk 10 besar negara dengan penanganan Covid-19 terburuk di dunia. Ia menegaskan penilaian itu kurang tepat apabila dibandingkan dengan Indonesia.

Doni memandang pemerintah telah berjuang semaksimal mungkin. Ia pun menyadari bahwa tak semua masyarakat bisa puas terhadap penanganan Covid-19 oleh pemerintah belakangan ini.

"Tetapi harus kita saksikan juga banyak negara dengan kekuatan ekonomi yang luar biasa dengan sistem kesehatan yang terbaik di dunia, dengan sistem asuransi yang paling bagus di dunia, ternyata juga tidak mampu mengendalikan," kata Doni.

Sebelumnya, pelbagai teori konspirasi terkait kemunculan Covid-19 hadir di berbagai media sosial dan pemberitaan. Teori konspirasi yang paling menyita perhatian publik adalah virus corona buatan elite global.

Penganut teori tersebut meyakini Covid-19 merupakan salah satu alat kontrol elite global agar tetap berada di puncak piramida ekonomi dan politik dunia. Di Indonesia pemahaman ini digaungkan oleh salah seorang musisi punk rock asal Bali, Jerinx atau JRX.

Tak hanya itu, beredar pula konspirasi lainnya yang menyebut Covid-19 merupakan senjata biologis yang sengaja dilepaskan dari sebuah laboratorium di China. Tujuannya ingin menyerang negara lain.

Namun teori ini mendapat bantahan keras dari berbagai ahli, sebab hasil penelitian menyebut Covid-19 ditularkan secara alami dari hewan, seperti kelelawar.

(rzr/pmg)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER