DKI Jakarta kembali mencatatkan penambahan kasus positif virus corona (Covid-19) tertinggi di Indonesia pada Kamis (16/7) atau di hari terakhir penerapan pembatasan sosial berskala besar/ PSBB transisi.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 per hari ini ada penambahan 1.574 kasus positif di seluruh Indonesia. Sehingga, total kasus positif Covid-19 di Indonesia menjadi 81.668 kasus.
"Dari jumlah kasus baru yang didapatkan, konfirmasi kasus positif, distribusinya sebagai berikut, DKI melaporkan 312 kasus baru, 134 sembuh," kata Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto di BNPB, Kamis (16/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan penambahan tersebut, secara akumulasi, jumlah kasus positif Covid-19 di wilayah Ibu Kota, berdasarkan data Gugus Tugas mencapai 15.636 kasus positif.
Sebelumnya, dalam beberapa waktu terakhir, Jawa Timur menjadi wilayah yang kerap mencatatkan penambahan kasus harian terbanyak. Penambahan kasus harian Jakarta sebelumnya sempat di bawah Jatim.
Namun, dalam sepekan terakhir, penambahan kasus di DKI Jakarta kembali naik signifikan. Bahkan, sempat mencapai rekor harian tertinggi dengan penambahan 402 kasus pada hari Minggu (12/7) kemarin.
Seperti diketahui, Jakarta sejak 5 Juni 2020 telah menerapkan kebijakan PSBB transisi. Kebijakan ini sedianya berakhir pada 2 Juli 2020.
Namun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memutuskan untuk memperpanjang PSBB transisi selama 14 hari. PSBB transisi perpanjangan ini dilaksanakan pada 3 Juli dan bakal berakhir pada hari ini, Kamis (16/7).
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyatakan telah mengantisipasi puncak corona yang diprediksi Agustus-September karena jumlah testing atau kapasitas pengujian juga meningkat. Prediksi ini sebelumnya disampaikan oleh Presiden Joko Widodo.
"Kami mengantisipasi jumlah kasus akan meningkat karena kapasitas pengujian yang lebih baik," ujar Wiku dalam konferensi pers.
Wiku mengklaim pemerintah telah berhasil mencapai jumlah testing 20 ribu per hari pada awal Juni lalu. Saat ini, pemerintah tengah berupaya untuk meningkatkan kapasitas testing menjadi 30 ribu per hari sesuai target Jokowi.
"Kita perlu menetapkan target yang lebih tinggi, tidak hanya 30 ribu spesimen tapi bahkan 30 ribu individu," katanya.
Di sisi lain, Wiku mengatakan, banyaknya jumlah kasus saat ini juga harus didasarkan pada perhitungan incidence rate atau laju kasus tertinggi.
Incidence rate ini dihitung dengan membandingkan angka kasus positif per jumlah penduduk. Gugus Tugas menggunakan hitungan per 100 ribu jumlah penduduk.
"Kita harus menginterpretasikan sejumlah kasus dalam suatu negara dengan incidence rate. Di Indonesia, dengan populasi 267 juta, kumulatif incidence rate adalah 30 dalam setiap 100 ribu kasus," jelas Wiku.
Lihat juga:PSBB Transisi di Jakarta Berakhir Hari Ini |
Jokowi sebelumnya memprediksi puncak corona di Indonesia akan terjadi Agustus hingga September mendatang. Perkiraan tersebut mengacu pada jumlah kumulatif kasus positif covid-19 yang saat ini terus melonjak.
Meski demikian, prediksi puncak bisa berubah jika gagal dikendalikan. Jokowi mendorong para menteri untuk bekerja lebih keras.
(dmr, mln, psp/gil)