Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy mengatakan penurunan angka kasus positif virus corona (Covid-19) di Jawa Timur, yang diminta Presiden Joko Widodo, belum menggembirakan.
Hal itu diungkapkan Muhadjir usai melakukan koordinasi dengan Pangkogabwilhan II, Gugus Tugas Nasional dan Gugus Tugas Jatim, di Kota Surabaya.
"Sebagaimana pak presiden menargetkan dua minggu harus ada perubahan di Provinsi Jawa Timur, kami sudah melakukan evaluasi, memang harus saya akui secara jujur hasilnya belum terlalu menggembirakan," kata dia, Kamis (16/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muhdjir menyebut ada beberapa hal yang membuat target dari Jokowi dalam dua pekan menurunkan kasus positif Covid-19 sulit tercapai. Salah satunya yakni soal kedisiplinan dan kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan.
"Di Jawa Timur mohon maaf, ini berdasarkan penilaian gugus tugas dan saya selaku ketua pengarah gugus tugas, mohon maaf [kedisiplinan warga] masih rendah, dan padahal itu yang kunci utamanya," ujarnya.
Menurut Muhadjir, dalam waktu dekat Jokowi bakal mengeluarkan instruksi presiden (inpres) yang mengatur tentang kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan. Ia menyebut kepatuhan masyarakat di Jatim masih rendah.
"Isinya menegakkan aturan agar masyarakat patuhi protokol. Kepatuhan di Jatim masih rendah. Padahal itu (kepatuhan) kunci utamanya," kata Muhadjir.
Lebih lanjut, dalam koordinasi ini, Muhadjir mengaku mendapat instruksi dari Jokowi untuk menekan angka kematian atau fatalitas akibat virus corona di Jatim
Ia menyebut angka kematian di Indonesia masih tinggi sebesar 0,2 persen di atas angka kematian global atau internasional. Menurutnya, Jatim menjadi penyumbang tertinggi pasien meninggal dunia.
"Kita akan menekan itu, dan salah satu penyumbang cukup tinggi itu Jatim untuk Indonesia," ujarnya.
Untuk menekan angka kematian di Jatim, Muhadjir mengatakan pemerintah pusat siap menggelontorkan bantuan berupa sarana dan prasarana untuk wilayah yang kini dipimpin Khofifah Indar Parawansa itu.
Seperti dua tempat isolasi di Kabupaten Sidoarjo dan Gresik, alat kesehatan primer untuk 99 RS rujukan Covid-19 di Jatim, ventilator, pangkalan tes spesimen, hingga kit PCR maupun reagen.
"Tingkat kerumitan atasi Jatim tinggi. Kalau Jatim teratasi, 50 persen kasus Covid-19 (nasional) teratasi. Beban kasus Covid-19 nasional 50 persen di Jatim," ujarnya.
Berdasarkan data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim, kasus positif virus corona di Jatim mencapai 17.370 orang. Dari jumlah itu, sebanyak 7.923 orang dinyatakan sembuh dan 1.315 orang lainnya meninggal dunia.
Sebelumnya, Presiden Jokowi memberikan target dua pekan untuk menekan angka kasus positif virus corona di Jatim. Alih-alih turun, kasus positif Covid-19 di Jatim justru melonjak signifikan.
(frd/fra)