PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengakui belum semua penumpang KRL Commuter Line patuh dengan aturan pemakaian baju lengan panjang karena faktor ketidaktahuan soal ketentuan ini.
"Sebagian besar pengguna juga telah menggunakan pakaian lengan panjang atau jaket. Meskipun masa sosialisasi aturan ini masih diperpanjang untuk memberi waktu lebih bagi para pengguna KRL beradaptasi dengan ketentuan ini," kata Vice President Corporate Communications PT KCI Anne Purba, dalam keterangannya, Senin (20/7).
Sejumlah penumpang kereta rel listrik (KRL) menyambut baik aturan tersebut. Seorang penumpang KRL, Sefti, mengatakan aturan tersebut tidak akan menghambat aktivitas di KRL.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau saya sih [menilai] perlu, walaupun itu enggak terlalu membantu, tapi bisa meminimalisir pergerakan keringat dari tubuh ke tubuh," kata dia, di Jakarta.
Senada, penumpang lainnya, Jaenudin, menilai aturan itu merupakan langkah bagus untuk melindung penumpang dari penularan Covid-19.
"Aturan itu bagus karena bisa melindungi diri dari ancaman penularan virus Corona di dalam kereta," kata dia.
Berdasarkan pantauan di sejumlah stasiun KRL, seperti Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Manggarai, mayoritas penumpang KRL sudah memakai baju lengan panjang maupun jaket.
![]() |
Namun beberapa penumpang terlihat ada yang belum mentaati aturan itu dengan alasan tidak tahu.
"Saya baru dipanggil ke Jakarta, jadi saya belum tahu adanya aturan itu. Besok saya pakai [baju lengan panjang]," kata Ari, penumpang KRL asal Bogor.
Sebelumnya, PT KCI mengeluarkan aturan bahwa penumpang KRL wajib memakai baju lengan panjang. Awalnya, aturan itu akan diterapkan mulai Senin (20/7).
Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman dan Petunjuk Teknis Pengendalian Transportasi Perkeretaapian dalam Adaptasi Kebiasaan Baru.
Namun, pihak KCI memperpanjang masa sosialisasi dengan mempertimbangkan para pengguna KRL masih memerlukan waktu untuk beradaptasi.
Antrean Penumpang
Terkait jumlah penumpang pada Senin (20/7), Anne menyebut mengatakan beberapa stasiun yang meningkat volumenya antara lain Stasiun Bojonggede meningkat 5 persen, Stasiun Bekasi meningkat 7 persen dan Stasiun Depok Baru meningkat 6 persen.
Berdasarkan catatan KCI, jumlah penumpang KRL, Senin (20/7) pukul 08.00 WIB, mencapai 109.804 orang. Jumlah ini meningkat 3 persen dibanding Senin pekan sebelumnya (13/7).
"Meski ada peningkatan, antrean di sejumlah stasiun pagi ini terpantau lancar," kata dia dalam keterangan tertulis, Senin (20/7).
![]() |
Ia mencontohkan antrean di Stasiun Bogor, hingga pukul 08.00, kata dia, antrean pengguna berjalan tertib. Antrean berjalan lancar dengan posisi puncak di selasar pedestrian Stasiun Bogor.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com di Stasiun Bekasi, antrean calon penumpang KRL menumpuk hingga membuat antrean mengular.
Antrean penumpang hingga ke luar stasiun meski saat ini PSBB Transisi masih berlaku di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Warga Bekasi, Rahayu Widasari, mengatakan antrean sudah begitu panjang sejak dirinya sampai di Stasiun Bekasi sekitar pukul 07.00 WIB. Mau tak mau, dia pun harus mengantre dari luar stasiun.
"Kurang tahu ya seperti ini seberapa sering, hari Senin memang sering numpuk, tapi saya baru kali ini antre sampe luar stasiun," kata Ayu kepada CNNIndonesia.com, Senin (20/7).
(yoa/arh)