Sejumlah bahan alami dan obat-obatan diklaim bisa jadi alternatif pengobatan virus corona atau Covid-19. Obat alternatif tersebut mulai dari empon-empon, eucalyptus hingga arak bali. Namun bahan atau obat alternatif itu belum benar-benar teruji secara klinis untuk menyembuhkan virus corona.
Berikut sejumlah bahan alternatif yang dirangkum CNNIndonesia.com:
Ketika awal-awal virus yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China itu merebak di Indonesia, konsumsi empon-empon atau rempah disebut bisa menangkal virus itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Guru Besar Ilmu Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Chaerul Anwar Nidom menyebut beberapa jenis empon-empon memiliki kandungan curcumin, yaitu jahe, temu lawak, kunyit, kencur, serai, dan kayu manis.
Menurutnya, zat curcumin ini bisa menangkal virus hepatitis C dan flu burung (H5N1).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun sempat menyuguhkan para tamunya dengan empon-empon saat memberikan sambutan dalam acara 2nd Asian Agriculture & Food Forum di Istana Kepresidenan, Jakarta, 12 Maret lalu.Chaerul menjelaskan virus corona memiliki kemiripan genetik dengan virus jenis lainnya, seperti hepatitis C dan flu burung. Untuk membuktikan kemampuan curcumin mencegah virus corona harus melewati serangkaian penelitian.
"Sekarang tamu-tamu saya pagi, siang, dan malam saya beri minuman itu. Bukan teh tapi saya ganti temulawak, jahe, sereh, kunyit, campur jadi satu," kata Jokowi.
Tak heran setelah itu banyak masyarakat yang mengonsumsi jamu dari empon-empon itu setiap hari.
Selanjutnya, Kementerian Pertanian menciptakan kalung berbahan eucalyptus atau kayu putih yang diklaim bisa menangkal virus corona. Kalung berbahan kayu putih itu bahkan dipakai para selebritas untuk dipromosikan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim kalung tersebut efektif membunuh virus corona dan teruji ampuh membunuh virus dalam 15-30 menit pemakaian.
"Antivirus corona hasil Balitbangtan, eucalyptus pohon kayu putih, dari 700 jenis satu yang bisa mematikan virus corona. Hasil lab ini mengusir virus, kami yakin, bulan depan ini sudah dicetak, diperbanyak," kata Syahrul.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Fadjri Djufry mengklaim dari hasil penelitian menunjukkan pemanfaatan kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol) yang dimiliki oleh tanaman eucalyptus efektif sebagai antivirus corona.
Berdasarkan hasil penelusuran ilmiah serta riset daya antivirus pada eucalyptus, kata Fadjri, senyawa aktif cineole berpotensi membantu pencegahan Covid-19 karena mampu mengikat Mpro yang terdapat dalam virus corona jenis apapun.
Tak hanya itu, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto belum lama ini mengatakan bahwa ikan gabus dan temulawak sebagai salah satu kandungan suplemen untuk menangkal Covid 19.
Hal ini diungkapkan Terawan dalam salinan paparan di rapat bersama Komisi IX DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (14/7).
"Misal suplemen yang mengandung ekstrak curcuma xanthorriza-temulawak, ophiocephalus striatus-ikan gabus, phyllanthus niruri-meniran (hijau)," ujarnya.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan menerbitkan Surat Edaran Dirjen Layanan Kesehatan Nomor HK.02.02/IV.2243/ 2020 tentang Pemanfaatan Obat Tradisional untuk Pemeliharaan Kesehatan, Pencegahan Penyakit, dan Perawatan Kesehatan.
Hal tersebut untuk mendorong penggunaan obat tradisional dalam penanganan Covid-19 di fasilitas kesehatan salah satunya dengan obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka.
Kemudian Kapolda Jawa Timur, Inspektur Jenderal M Fadil Imran mengklaim obat herbal asal China, Lianhua Qingwen Jiaonang mampu menyembuhkan pasien positif virus corona dengan gejala ringan sampai sedang.
Ia telah membagikan obat tersebut kepada masyarakat yang terkonfirmasi positif virus corona. Obat tersebut diproduksi oleh perusahaan bernama Shijiazhuang Yiling Pharmaceutical Co., Ltd. ini
Fadil mengaku berinisiatif memberikan obat itu ke masyarakat Jatim yang positif virus corona berdasarkan praktik pengobatan yang sudah dilakukan di Wuhan, China dan bahkan Jakarta.
Menurut Koster, terapi dengan menggunakan bahan dasar arak Bali yang sudah didestilasi khusus itu, sudah diujicobakan kepada ratusan orang positif Covid-19 yang dirawat di sejumlah tempat karantina.Terakhir, Gubernur Bali, Wayan Koster mengklaim metode pengobatan tradisional Bali (usada) dengan cara terapi arak Bali efektif menyembuhkan pasien positif virus corona (Covid-19) tanpa gejala (asimtomatik).
Dia mengklaim tingkat kesembuhan terapi arak Bali ini mencapai 80 persen terutama untuk mereka yang tanpa gejala. Pada percobaan awal, ada 19 sampel yang dicoba dan hasilnya sebanyak 15 pasien sembuh. Jumlah sampel kemudian terus ditingkatkan hingga mencapai ratusan.
Koster menyebut dalam mengobati pasien positif virus corona ini, arak khusus Bali dicampur dengan ekstraksi daun jeruk purut, dan minyak kayu putih. Ramuan itu dimasukkan ke dalam sebuah alat dan dihirup uapnya.
"Itu ternyata efektif sekali kalau yang baru kena positif, dua hari dilakukan treatment, itu pada hari ketiga di swab negatif dan sembuh dan kita pulangkan. Total sudah 400-an, sudah banyak sekali yang sembuh," ujar Koster.
Koster mengaku senang, arak Bali memiliki manfaat untuk kesehatan. Ia pun mengaku setiap hari memakai ramuan ini dengan cara dihirup.
Koster sudah menyampaikan hal ini ke Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly ketika melawat ke Bali beberapa waktu lalu. Ramuan ini juga akan dipatenkan namun sementara baru bisa dipakai di Bali saja.
(ctr/fra)