Lonjakan Kasus Corona DKI di Akhir PSBB Transisi Jakarta

CNN Indonesia
Kamis, 30 Jul 2020 10:05 WIB
DKI Jakarta terus mencatat lonjakan kasus positif corona hingga Rabu (29/7), bahkan pernah mencatatkan sebagai provinsi dengan kasus harian tertinggi.
DKI Jakarta mencatat lonjakan kasus positif di ujung PSBB Transisi. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

DKI Jakarta tak berhenti mencatatkan lonjakan kasus positif virus corona selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi yang diperpanjang sejak 16 Juli lalu. Ledakan kasus positif itu seolah menjadi 'hadiah' selama 14 hari PSBB transisi yang akan berakhir hari ini, Kamis (30/7).

Dalam catatan Satgas Covid-19 hingga Rabu (29/7), secara kumulatif jumlah kasus positif di DKI Jakarta mencapai 20.572 kasus. Dengan jumlah itu, Jakarta berada di posisi kedua terbanyak secara nasional di bawah Jawa Timur.

Jumlah kasus di DKI hanya selisih sekitar seribu kasus dengan Jawa Timur dengan total kasus positif 21.484 kasus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumlah itu sedikit lebih banyak dari catatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Per Rabu (29/7), Kabidkesmas Dinkes DKI Fify Mulyani mengatakan jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta 20.470 kasus, di mana 12.613 sembuh dan 820 meninggal.

Meski begitu, faktnya tren lonjakan drastis kasus positif di ibu kota terlihat dalam lima hari terakhir hingga Rabu (29/7) lalu. Pada 25 Juli, penambahannya bahkan disebut sebagai rekor harian tertinggi dibanding provinsi lain.

Rinciannya, pada 25 Juli tercatat 393 kasus positif baru, kemudian 26 Juli tambahan 378 kasus positif. Selanjutnya, 27 Juli tambahan 472 kasus positif, 28 Juli tercatat penambahan 409 kasus positif, dan data terbaru pada 29 Juli tercatat 577 tambahan kasus positif.

Lonjakan kasus positif ini menurut Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan karena pihaknya telah meningkatkan kapasitas pengecekan di atas standar organisasi kesehatan dunia (WHO).

Dalam konferensi pers yang disiarkan via akun Youtube Pemprov DKI, Anies mengatakan, penambahan kasus konfirmasi positif setiap harinya karena mereka aktif melakukan pencarian kasus (tracing).

"Kenapa di Jakarta jumlahnya tinggi? Karena Jakarta mengambil strategi mencari orang-orang yang terpapar, lalu diisolasi, lalu diputus mata rantainya," kata Anies, Rabu (29/7).

Dia bilang kapasitas tes di DKI Jakarta mencapai 43 ribu orang dalam sepekan terakhir. Dengan demikian angka itu berada di atas standar kelayakan test 1 orang per 1.000 penduduk menurut standar WHO.

Kendati demikian, Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, DKI Jakarta harus tetap dalam posisi siaga. Sebab, angka positivity rate masih berada di atas standar WHO, yakni 5,2 persen. Sementara rata-rata positivity rate menurut WHO yakni 4-5 persen.

"Dalam dua pekan terakhir kita lihat angka positivity rate-nya meningkat di atas 5 persen, ini evaluasi ada lagi yang harus kita perbaiki, diingatkan kembali masyarakat agar tetap patuh menerapkan disiplin protokol kesehatan," ujar Dewi.

Kondisi itu kini ditambah dengan semakin banyaknya klaster-klaster penyebaran virus corona. Total sudah ada sembilan klaster di DKI Jakarta yang menyumbang banyak kasus positif.

Pekerja kantoran menjadi salah satu kelompok yang rawan penularan Virus Corona. Menyusul ditemukan klaster perkantoran dengan 375 orang dinyatakan positif. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)Klaster perkantoran di DKI Jakarta menjadi sorotan dalam beberapa waktu terakhir. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)

Salah satu yang menghebohkan belakangan terakhir adalah klaster perkantoran. Setidaknya, berdasarkan catatan Pemrov DKI, hingga kini tercatat telah ada delapan perkantoran yang ditutup karena melanggar protokol kesehatan.

Sisanya, Sebanyak 351 perkantoran diberi peringatan dan 101 perkantoran dijatuhi peringatan kedua secara tertulis.

Diketahui hari ini menjadi hari terakhir PSBB Transisi. Hingga kini, Anies tercatat telah enam kali memperpanjang PSBB sejak diterapkan kali pertama pada 10 April 2020 lalu.

Anies belum memberi kepastian bakal memperpanjang PSBB DKI Jakarta hari ini. Namun, ia sempat menyatakan tak menutup kemungkinan menarik rem darurat atau memberlakukan kembali PSBB secara penuh jika kasus Corona di Ibu Kota tak kunjung melandai.

"Jangan sampai kita harus menarik rem darurat atau emergency break. Bila itu terjadi kita semua harus kembali dari rumah, kegiatan sosial, keagamaan, perekonomian, dan kegiatan sosial terhenti, kita semua yang akan merasakan kerepotan bila situasi ini jalan terus," kata Anies dalam video yang diuanggah akun Youtube Pemprov DKI Jakarta, Minggu (12/7) lalu.

(osc/thr/osc)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER