Salah seorang tenaga medis yang berdomisili di DKI Jakarta, Ardi (25), mengungkapkan jeritan hati sejak dinyatakan terjangkit Covid-19. Ardi mengaku sepanjang waktu dia memproteksi diri sekuat mungkin agar tak tertular.
Melalui cicitan di akun twitter pribadinya, @Ardilol, dia membagikan pengalaman dari mulai gejala hingga akhirnya dinyatakan positif Covid-19.
Dia mengaku tak pernah 'keluyuran' ke luar indekos kecuali ke rumah sakit tempat dia bekerja. Demi alasan keamanan, Ardi tak berkenan menyebut jelas nama RS tempat ia bekerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pertama. Dari mana sih kok bisa kena COVID19? Gak tau jg sih, di RS selalu pakai APD. Gak keluar kos, diem di kos aja gak ketemu siapa-siapa kecuali pas ke RS naik ojol," kata dia, yang sudah dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Rabu (29/7) malam.
Lantaran merasa tak pernah keluar rumah kecuali untuk bekerja namun tetap terkena Covid-19, Ardi menyimpulkan bahwa wabah ini memang telah menyebar dengan masif di Indonesia.
Selain itu, dia juga menemukan banyak sekali warga yang tak menggunakan masker dan dengan bebas keluyuran di jalanan.
Ardi sendiri mengaku sempat berharap hanya terkena demam berdarah saja saat dia merasa demam dan mulai sesak nafas. Hal ini lantaran jika demam berdarah setidaknya dia akan mudah sembuh dan tak berpotensi menjadi penular bagi orang lain.
Gejala awal yang dirasakan Ardi adalah demam pada tanggal 21 Juli lalu. Padahal tepat tanggal 19 Juli Ardi baru saja melakukan tes swab dan mendapati hasilnya negatif.
Ini berarti kata Ardi meski pernah melakukan tes swab dengan hasil negatif, bukan berarti orang tersebut benar-benar terbebas dari Covid-19. Sebab virus ini kata dia bisa menyerang siapa saja, kapan pun dan dimanapun.
"Asal kalian tau virus ini gak pilih-pilih mau orang kaya/miskin, ganteng/jelek, tua/baru brojol, dokter/pedagang, asal punya mata, hidung, mulut, ya dia masuk aja," kata Ardi.
Dia pun mengimbau agar semua orang bersedia menggunakan masker untuk pencegahan pertama dari tertular atau menulari orang lain dengan virus ini.
"Jadi please pake masker kalian, dan jangan keluar rumah kalau bisa. Bukan buat kalian, buat orang di sekitar kalian, please jangan egois," kata dia.
Ardi pun mengaku tengah menjalani isolasi mandiri saat ini. Dia sendiri melakukan tes swab sebanyak dua kali, pertama adalah tes yang dikirimkan langsung ke Dinkes, namun hasilnya dia akui cukup lama untuk keluar. Akhirnya Ardi melakukan tes swab yang hasilnya bisa keluar dalam kurun waktu 24 jam saja.
Tak lupa dia juga mengingatkan kepada pihak-pihak yang mengaku tak mempercayai Covid-19 bahwa virus tersebut nyata adanya. Bahkan kata dia, sebagai pria muda berusia 25 tahun dan tak memiliki riwayat penyakit penyerta lainnya, dia mengaku cukup tersiksa.
Sebab dia mengalami sesak nafas dan harus diisolasi hingga betul-betul dinyatakan sembuh.
"Gue aja seorang laki-laki sehat 25 tahun tanpa ada bawaan penyakit apa-apa bisa sampai napas berat dan dirawat begini. Bersyukurlah kalian COVID19 gak bisa milih nularin orang bodoh dan bebal aja," kata dia.
"Kita gak tau detik kapanpun bisa kena, apalagi di negaraku yang subur ini, di mana virus aja dibudidayakan," kata dia.
Ardi juga mengingatkan kepada pemerintah agar segera bertindak cepat dan melakukan sesuatu dengan langkah yang konkrit. Sebab jika terus ditunda akan semakin banyak tenaga medis yang tumbang dan bukan tidak mungkin membuat pasien terbengkalai.
"Mau sampai kapan tenaga medis tumbang biar kalian melakukan sesuatu? Kalau kita sudah tumbang semua yang ngerawat pasien COVID19 siapa? Presiden? Menteri? Numpang ketawa," kata dia.
(ain)