Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming masih berpeluang memiliki lawan dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kota Solo 2020. Gibran berpasangan dengan kader PDIP, Teguh Prakosa.
Calon lawan Gibran datang dari jalur independen. Mereka adalah Bagyo Wahyono dan FX Supardjo alias Bajo.
Pasangan Bajo telah mengumpulkan dukungan warga Solo. Saat ini mereka sudah mengumpulkan sekitar 45.329 berkas dukungan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jumlah dukungan yang diperoleh Bajo tersebut telah berada di atas syarat minimal bagi warga yang ingin maju dari jalur perseorangan.
Syarat minimal untuk bisa maju lewat jaur independen mendapat dukungan sebesar 8,5 persen atau 35.870 dari 421.999 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Solo.
"Jumlah syarat dukungan pasangan Bajo perbaikan sebanyak 16.700 pendukung ditambah sebelumnya 28.629 sehingga totalnya sudah 45.329 pendukung," kata Nurul, Rabu (5/8).
Nasib pasangan Bajo untuk menantang Gibran-Teguh Prakosa ditentukan setelah KPUD Solo melakukan verfikasi faktual terhadap 16.700 dukungan perbaikan.
Nurul berkata Bajo akan menjadi satu-satunya pasangan perseroangan di Pilkada Solo 2002 apabila sebanyak 7.241 dari 16.700 dukungan perbaikan ditetapkan dalam tahap verfikasi faktual.
"Pasangan ini, tinggal tahapan verifikasi faktual saja dan mempunyai peluang besar lolos kontestan Pilkada Solo 2020," ujarnya.
Jiko lolos, Bajo akan melawan Gibran-Teguh yang mendapat dukungan dari mayoritas partai pemilik kursi DPRD Solo. Partai-partai itu antara lain, PDIP, Golkar, PAN, Gerindra, dan PSI dengan total 40 kursi DPRD Solo.
Hanya PKS sebagai pemilik 5 kursi DPRD Solo yang tak menyatakan dukungan untuk Gibran-Teguh. PKS Solo sempat berupaya untuk mencari lawan Gibran-Teguh di Pilkada Solo.
Ketua DPD PKS Solo Abdul Ghofar mengatakan sejumlah nama sudah melakukan komunikasi dengan PKS, seperti dari kalangan kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, yakni cucu dari mendiang Pakubuwono XII, yakni Putri Woelan Sari Dewi dan Syailendra.
PKS juga telah berkomunikasi dengan Achmad Purnomo yang gagal mendapatkan tiket Pilkada Solo dari PDIP. Namun, Purnomo masih belum bersedia maju
Upaya PKS ini pun diperkirakan akan menemui jalan buntu. Pasalnya, jumlah kursi PKS di Solo tak bisa memenuhi syarat minimal pencalonan wali kota dan wakil kota yang ditetapkan sebanyak sembilan kursi.
Namun, posisi Gibran-Teguh dalam pesta demokrasi lima tahunan di kampung halamannya itu belum tentu berjalan mulus.
Muncul kritikan dari masyarakat lantaran Presiden Jokowi dicap tengah membangun dinasti politik. Tak hanya Gibran, menantu Jokowi, Bobby Nasution juga ikut maju dalam pilkada tahun ini
Sejumlah aktivis di Kota Solo pun menggelar aksi Aksi Kamisan ke-73 dengan mengangkat isu ancaman politik dinasti pada 23 Juli lalu. Mereka juga menilai Gibran minim pengalaman politik.
Mereka pun menduga rekomendasi dari DPP PDI Perjuangan untuk Gibran tak lepas dari campur tangan kekuasaan.
"Ini jelas menjadi ancaman bagi demokrasi. Tidak hanya di Solo tapi secara nasional juga," kata salah satu aktivis Kamisan, Laras.
(mts/fra)