Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menegaskan bahwa pemerintah saat ini tidak menuju herd immunity atau kekebalan kelompok untuk mengendalikan penyebaran virus corona (Covid-19).
Pernyataan tersebut untuk menanggapi sejumlah pandangan yang menilai pemerintah menuju herd immunity karena tak melakukan pengetatan di tengah lonjakan kasus Covid-19.
"Apakah herd immunity jadi kebijakan, jawabannya tidak. Saya memperhatikan bahwa orang-orang mengaitkan tidak melakukan lockdown sebagai tindakan menuju herd immunity. Ini salah," ujar Wiku dalam konferensi pers melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (6/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiku menegaskan bahwa pengendalian Covid-19 selalu dilakukan dengan hati-hati. Ia juga memastikan pemerintah selalu mengawasi pelonggaran pada wilayah-wilayah yang dianggap sudah minim risiko Covid-19.
"Mitigasi Covid-19 selalu dilakukan hati-hati dan dimonitor, termasuk dalam pelonggaran pembatasan," katanya.
Herd immunity adalah kondisi saat sebagian besar orang dalam suatu kelompok memiliki kekebalan terhadap penyakit infeksi tertentu sehingga semakin sedikit orang yang tertular penyakit tersebut.
Cara mendapat kekebalan tersebut bisa dilakukan dengan vaksinasi. Namun, untuk Covid-19, vaksinnya belum tercipta.
Opsi lain melakukan herd immunity adalah dengan mengandalkan orang-orang yang telah lebih dulu sembuh dari Covid-19. Dalam kasus ini, herd immunity bisa terwujud saat semakin banyak orang terinfeksi yang telah sembuh sehingga mendapat kekebalan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya telah menentang kebijakan tersebut lantaran dianggap berisiko sepanjang belum ada vaksin untuk Covid-19.
Ini bukan kali pertama membantah akan menuju herd immunity. Pada 5 Mei lalu, Wiku juga mengeluarkan bantahan serupa, seiring dengan rencana pemerintah melonggarkan PSBB.
Saat ini sejumlah wilayah telah melakukan pelonggaran penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan menerapkan masa transisi. Penerapan PSBB transisi ini tak seketat pada penerapan PSBB sepenuhnya.
Sementara kasus positif diketahui masih terus bertambah. Hingga 6 Agustus 2020, jumlah kasus terkonfirmasi positif di Indonesia mencapai 118.753. Dari jumlah tersebut, 5.521 meninggal dunia dan 75.645 orang sembuh.
(psp/wis)