Pemerintah Akui Pelacakan Covid-19 RI Masih Rendah

CNN Indonesia
Kamis, 06 Agu 2020 18:50 WIB
Jubir Satgas Covid-19 menyatakan pemerintah akan berupaya meningkatkan contact trasiong jadi rasio 1 per 30.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui contact tracing atau pelacakan orang-orang yang pernah kontak dengan pasien positif terinfeksi virus corona masih rendah. Hal ini berpengaruh pada pengendalian dan jumlah tes risiko infeksi (testing) Covid-19 yang sedikit.

"Kami mengakui kemampuan contact tracing di Indonesia masih rendah saat ini," ujar Wiku dalam konferensi pers yang disiarkan lewat akun Youtube Sekretariat Presiden, Kamis (6/8).

Wiku tak menjelaskan lebih lanjut alasan rendahnya kemampuan pelacakan ini. Namun ia menyatakan bakal berupaya meningkatkan kemampuan pelacakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami akan meningkatkan kemampuan contact tracing menjadi rasio 1 dalam 30 kontak," katanya.

Contact tracing merupakan identifikasi terhadap orang-orang yang melakukan kontak dengan pasien positif covid-19. Gagasan di balik konsep ini adalah pencegahan penyebaran infeksi ke kerumunan besar atau komunitas melalui pemutusan rantai transmisi.

Pelacakan kontak dilakukan melalui tiga langkah yakni identifikasi kontak, mendaftar kontak, dan tindak lanjut kontak. Penelusuran kontak ini dapat memperluas testing Covid-19.

Perhatian Khusus ke Aceh

Pada kesempatan itu, Wiku pun mengatakan pemerintah pusat memberikan perhatian khusus untuk penanganan Covid-19 di Provinsi Aceh.

Wiku mengatakan, terjadi lonjakan kasus kumulatif di Provinsi Aceh, padahal sejak Maret hingga awal Juli, kasus konfirmasi positif hanya berjumlah 21 kasus.

"Kami lihat ada beberapa perubahan kondisi di Aceh, dari 21 kasus menjadi 259 kasus selama satu pekan terhitung tanggal 26 Juli ke 2 Agustus," kata dia.

Wiku juga merinci beberapa wilayah kabupaten kota di Aceh yang berpindah zonasi. Tercatat ada satu daerah zona hijau menjadi zona kuning, kemudian delapan kabupaten kota dari zona kuning berubah menjadi zona oranye, dan tiga kabupaten kota dari zona hijau menjadi zona oranye.

"Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dibantu mohon koordinasi segera sehingga kondisinya lebih baik lagi," kata Wiku.

Untuk diketahui, berdasarkan data Satgas Covid-19 hingga 14 Juli, Aceh menjadi salah satu provinsi dengan kasus Covid-19 terendah di antara provinsi lain di Indonesia. Laju insidensi atau laju penularan virus di Aceh juga menjadi yang terendah.

Laju insidensi sendiri didapat melalui pembagian total kasus positif dalam satu wilayah dengan populasi wilayah tersebut, kemudian dikali per seratus ribu. Tujuannya, untuk melihat seberapa cepat penyebaran Covid-19 dalam satu wilayah untuk kurun waktu tertentu.

Anggota Tim Pakar Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah menyebut, Provinsi Aceh hanya mencatat mengalami laju insidensi 2,02 kasus per 100 ribu penduduk. Sementara laju insidensi tertinggi ada di Jakarta yaitu 123,74 kasus per 100 ribu penduduk.

(psp, mln/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER