Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus mencatat lonjakan kasus positif harian Covid-19. Per Jumat (7/8), kasus positif di Ibu Kota bertambah 658 orang, sehingga total menjadi 24.521 kasus.
Dengan penambahan itu, DKI Jakarta kembali mencatat rekor jumlah penambahan harian sekaligus kembali menyalib Jawa Timur yang dalam satu pekan sebelumnya berstatus sebagai provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.
"Penambahan kasus positif pada hari ini sebanyak 658 kasus. Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 8.398 kasus (orang yang masih dirawat/isolasi)," ujar Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini dalam konferensi harian Covid-19 yang disiarkan akun YouTube Pemprov DKI Jakarta, Jumat (7/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari jumlah kasus positif kumulatif tersebut, Weningtyas menyebut, 15.201 orang dinyatakan telah sembuh, dan 922 orang di antaranya meninggal dunia.
Dia mengatakan, angka positivity rate atau persentase kasus positif Jakarta dalam sepekan terakhir berada di angka 7,2 persen. Angka itu turun dibanding tiga hari sebelumnya atau pada Selasa (4/8) lalu sebesar 7,4 persen.
Meski masih berada di atas standar organisasi kesehatan dunia (WHO) sebesar persen, namun menurut Weningtyas, angka rasio positif itu masih berada di bawah rasio positif nasional sebesar 15,1 persen.
"Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,2 persen, sedangkan Indonesia sebesar 15,1 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen," ujarnya.
Weningtyas juga menyinggung angka persentase positif Jakarta telah dianggap valid menurut WHO.
Mengutip WHO, dia menyebut, rasio positif dianggap valid bila telah memenuhi standar pemeriksaan tes PCR 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Sementara DKI Jakarta, kata dia, dalam sepekan ini saja telah melakukan pemeriksaan PCR terhadap 43.330 orang.
Dengan jumlah itu dia menyebut Jakarta telah melampaui empat kali lipat dari standar WHO, dengan paling tidak 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.
Lebih lanjut, Wenigtyas menjelaskan, DKI dalam melakukan tes PCR telah berkolaborasi dengan 54 laboratorium pemerintah daerah, pemerintah pusat, BUMN, dan swasta.
Pemprov DKI juga memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.
"Kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah. Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya," ujarnya.
(thr/wis)