Menteri Pendidikan Nadiem Makarim berencana kembali membuka sekolah di zona kuning penyebaran corona (Covid-19). Namun, Satuan Tugas Covid-19 Jawa Timur masih enggan mengaktifkan kembali sekolah tatap muka.
Koordinator Rumpun Kuratif Satgas COVID-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi mengatakan pembukaan sekolah tatap muka semestinya dilakukan saat zona sudah hijau.
"Menurut saya harus hijau dulu, RT di bawah 1. Artinya penularan turun atau tidak ada case, sehingga kans timbulnya penyakit itu kecil," kata Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu (8/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan kasus corona pada anak-anak memang rendah di Jatim. Namun jika sekolah dibuka tanpa mempertimbangkan kajian epidemologi hal itu akan menimbulkan bahaya dan risiko penularan yang tinggi.
Menurutnya penerapan protokol pencegahan Covid-19 di sekolah pada anak-anak juga sulit diterapkan. Perilaku anak-anak akan cenderung mudah abai dan lupa.
"Karena penerapan protokol kesehatan pada anak-anak sangat sulit, mereka kan kalau udah ketemu kawan seperti itu makanya harus hati-hati," kata Joni.
Selain itu, Joni mengatakan ada perbedaan gejala klinis antara anak-anak dengan orang dewasa. Maka itu kewaspadaan pengawasan haruslah lebih hati-hati.
"Anak-anak gejala tidak terlalu khas jadi harus hati-hati. Bahkan Ikatan Dokter Anak Indonesia mengatakan harus hati-hat," ujarnya.
Maka itu, Joni mengatakan sebelum sekolah dibuka, prakondisi haruslah dilakukan. Yakni simulasi dengan melihat perilaku anak-anak, adanya proteksi ketat, dan evaluasi.
Selain itu, evaluasi ini dilakukan dengan sistem periodisasi testing untuk memastikan apakah ada kasus konfirmasi baru atau tidak. Apa bila tidak, maka sekolah bisa mulai dibuka.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengizinkan sekolah kembali melakukan pembelajaran tatap muka di zona kuning. Ini dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif pembelajaran jarak jauh (PJJ) di tengah pandemi Covid-19.
"Kami akan merevisi untuk memperbolehkan, bukan memaksakan, pembelajaran tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan yang ketat," kata Mendikbud Nadiem Makarim dalam konferensi pers secara daring, Jumat (7/8).
"Untuk zona hijau dan kuning diperbolehkan, bukan dimandatkan, dipaksakan. Tapi tentunya dengan protokol-protokol yang ada," lanjutnya.