Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPRD DKI Jakarta meminta Gubernur Anies Baswedan mengevaluasi kebijakan ganjil genap kendaraan bermotor di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Sekretaris Fraksi PSI, Anthony Winza mengatakan penerapan ganjil genap membuat warga beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Hal ini dikhawatirkan berisiko memperburuk penyebaran virus corona dan menimbulkan klaster baru, yakni klaster transportasi umum.
"Ganjil genap harus segera dievaluasi dan tidak boleh terus dipaksakan. Sekarang yang terjadi lagi-lagi nyawa warga dipertaruhkan," kata Anthony Winza dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anthony menilai Pemprov DKI Jakarta tidak jeli memperhitungkan kondisi masyarakat Jakarta yang masih memiliki tuntutan dan kewajiban untuk berangkat bekerja. Selain itu transportasi umum Jakarta juga belum terintegrasi secara baik.
Akibatnya, kata dia, terjadi penumpukan penumpang di daerah pergantian moda transportasi, misalnya ketika penumpang hendak pindah dari KRL ke bus, atau dari MRT ke bus.
"Daerah ini dapat menjadi titik-titik penularan baru dimana sering terjadi kemacetan dan PKL yang berkerumun, seperti yang terlihat di Halte Harmoni dan Stasiun Tanah Abang," jelas anggota Komisi C DPRD DKI itu.
Selain itu, Anthony juga menentang rencana Pemprov DKI untuk memberlakukan ganjil genap di seluruh ruas jalan Ibu Kota selama 24 jam. "Ini rencana yang ngawur, kami jelas menolak opsi perluasan ganjil genap," tuturnya.
Ia menegaskan bahwa Pemprov DKI seharusnya lebih bijak dalam mengeluarkan kebijakan agar tepat sasaran tanpa harus mengorbankan kesehatan masyarakat.
"Kebijakan ini sangat membingungkan. Saya harap Pak Anies sebagai gubernur mau menjelaskan ke publik. Jangan seakan bersembunyi di tengah krisis," kata Anthony.
Seperti diketahui, ganjil genap di Jakarta sudah mulai diterapkan sejak 3 Agustus lalu. Selama sepekan kebijakan tersebut diterapkan, Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat jumlah penumpang angkutan umum meningkat hingga 6,25 persen.
"Jumlah penumpang angkutan umum, Transjakarta, MRTJ, LRTJ, KRL, Ka Bandara, mengalami peningkatan antara 0,64 persen-6,25 persen," kata Kepala Dinas Perhubungan Syafrin Liputo dalam keterangan tertulisnya kemarin.
(osc/dmi/osc)