Seorang Dokter RS Swasta di Yogya Meninggal akibat Covid-19

CNN Indonesia
Senin, 24 Agu 2020 22:39 WIB
Dokter yang meninggal dunia akibat Covid-19 itu sempat dirawat di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, sejak 16 Agustus lalu.
Ilustrasi. (ANTARAFOTO/Basri Marzuki)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Seorang dokter salah satu Rumah Sakit (RS) swasta di Yogyakarta meninggal dunia dan terkonfirmasi positif virus corona (Covid-19).

Ketua Tim Viral Airbone RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Ika Trisnawati menyebut dokter yang meninggal dunia adalah dokter bedah yang sempat menjalani perawatan intensif di RSUP Dr. Sardjito, sejak 16 Agustus 2020.

"Yang harus diklarifikasi adalah, almarhum memang dirawat di RSUP Dr. Sardjito, tetapi bukan dokter yang melakukan perawatan di RSUP Dr. Sardjito. Almarhum adalah dokter di luar RSUP Dr. Sardjito, yang karena sakit kemudian dirawat di sini," jelas Ika, Senin (24/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, sejak sebelum masuk RSUP Dr. Sardjito, pasien memang sudah terkonfirmasi positif Covid-19, namun dalam kondisi cukup baik.

Dokter tersebut lantas dirawat di ruang isolasi biasa selama dua hari sebelum kemudian dipindahkan ke ruang perawatan intensif untuk mendapatkan pemantauan ketat.

Lebih lanjut pihaknya menjelaskan bahwa selain terkonfirmasi positif Covid-19, pasien tersebut juga memiliki beberapa komorbit atau penyakit penyerta. Kondisi tersebut yang menyebabkan kemungkinan terburuk bisa terjadi dengan cepat pada pasien positif Covid-19.

"Pada kasus Covid-19 itu, satu atau dua komorbit saja sudah mempengaruhi prognosis (harapan hidup). Apalagi, kalau ada banyak," tegasnya.

Pihaknya menyebut, secara umum, penderita Covid-19 yang memiliki risiko kematian tertinggi biasanya karena disertai dengan obesitas, diabetes, hipertensi, penyakit jantung atau kolesterol. Ditambah dengan penyakit-penyakit kronis lain, seperti PPOK, yakni penyakit akibat rokok ataupun penyakit kronis, semisal kanker, gagal ginjal, atau sakit liver.

"Namun saya tidak menyampaikan, bahwa yang saya sampaikan tadi semuanya diderita oleh almarhum," imbuhnya.

Isu RS Overkapasitas

Sementara itu terkait dugaan dokter meninggal karena rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY mengalami over kapasitas, Direktur Utama RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Rukmono Siswishanto secara tegas menampik anggapan tersebut.

Pihaknya menjelaskan bahwa ada 27 rumah sakit rujukan Covid-19 di DIY. Dari jumlah tersebut, tersedia 370 bed yang 29 diantaranya bed kritikal atau bed yang dilengkapi dengan fasilitas ventilator untuk pasien Covid-19, jika diperlukan.

Rukmono mengungkapkan, berdasarkan data per 23 Agustus itu, dari total bed tersebut, yang digunakan baru sekitar 60 persen, yakni 166 untuk bed nonkritikal, dan 16 bed kritikal.

"Saat ini malah masih ada beberapa rumah sakit sudah tidak merawat pasien lagi, karena pasiennya sudah tidak ada," ucapnya.

Sementara hingga saat ini, pihak RS Swasta tempat almarhum bekerja belum memberikan respons saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat sebanyak 89 dokter telah gugur dan terkonfirmasi positif virus corona berdasarkan data hingga Senin (24/8).

Gugurnya para dokter tak lepas dari peningkatan kasus positif corona yang cukup signifikan dalam beberapa minggu terakhir, sementara rumah sakit masih kewalahan menangani pasien. Ditambah lagi, ketersediaan sumber daya manusia di rumah sakit yang masih kurang.

"Perlu menjadi perhatian juga bahwa tenaga kesehatan (nakes) dokter ada sekitar 89 yang meninggal confirmed positif Covid-19, presentase angka kematian sekitar 4,35 persen di Indonesia, ini termasuk besar. Beban kerja dan mental tenaga medis perlu menjadi perhatian bersama," ucap Wakil Ketua Umum Pengurus Besar IDI Adib Khumaidi.

(tri/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER