Pihak RSUD dr Soetomo, Surabaya, enggan berkomentar apapun terkait seorang dokter muda yang diduga bunuh diri usai mengalami perundungan atau bullying.
Mendiang merupakan seorang mahasiswa kedokteran berinisial AB yang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Universitas Airlangga (Unair), dan menjalani praktik di RSUD dr Soetomo.
"Enggak ada konfirmasi, enggak boleh, itu masalah etik," kata Humas RSUD dr Soetomo, dr Pesta Parulian, saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Selasa (1/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesta juga enggan mengungkapkan duka cita yang dialami pihaknya atas kepergian salah satu dokter PPDS itu.
"Semua pasti berduka cita. Itu sudah menjadi bagian dari pelayanan kami, jadi kami tidak perlu menyampaikan kepada orang-orang, kalau kami ini dan itu," ujarnya.
Ia juga tak mau mengungkapkan bagaimana dedikasi AB semasa hidup, saat bertugas dan praktik di RSUD dr Soetomo.
"Saya enggak tahu, kita tidak bisa memberikan tentang itu, karena itu bukan kewenangan saya," ujarnya.
Begitu pun soal sakit yang diderita AB, sehingga ia harus dirawat. Pesta mengatakan hal itu tak bisa ia ungkapkan lantaran berkaitan dengan privasi pasien.
"Enggak boleh, itu kontrak kami sebagai rumah sakit kan melindungi privasi pasien kami," ucapnya.
![]() |
Sebelumnya, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Prof Moh. Nasih membenarkan bahwa mahasiswanya telah dinyatakan meninggal dunia, seorang dokter muda berinisial AB.
Mendiang sedang menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Unair, dan menjalani praktik di RSUD dr Soetomo.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, AB meninggal usai menenggak cairan pembersih kimia, setelah diduga mengalami tindakan bullying.
Dikonfirmasi terkait hal itu, Nasih mengaku belum bisa mengungkapkan kejadiannya secara detail. Ia mengatakan pihak RSUD dr Soetomo yang mengetahui persis peristiwa tersebut.
(frd/pmg)