Relawan tenaga kesehatan (nakes) yang direkrut Pemerintah Provinsi DKI Jakarta banyak berasal dari daerah. Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti menjelaskan para nakes yang mendaftar datang dari paling barat hingga timur Indonesia.
"Sebagian kecil pulau Jawa, sebagian besar dari Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Bengkulu, NTT, NTB bahkan ada yang dari Papua," kata Widya di Balai Kota, Selasa (8/9).
Widya menjelaskan sudah ada ada 4.859 nakes yang mendaftar. Kemudian setelah diproses seleksi ada 1.173 orang dan yang telah registrasi dan hadir ada 655 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagian masih ada di tempat masing-masing. Yang diproses terdiri dari dokter paru, penyakit dalam, anastesi, dokter anak, dokter spesialis obgyn, dokter umum," ujar Widya.
"Kemudian perawat, bidan, radiografer, ahli teknologi laboratorium medik, surveillance dan penyuluh kesehatan," tambahnya.
Widya menerangkan rencana penempatan para tenaga ahli ada di RSUD DKI, UPT Labkesda, Puskesmas, dan di Dinas Kesehatan. Mereka juga akan ditempatkan di RS swasta dan RS milik BUMN yang mengajukan permintaan tenaga kesehatan tambahan ke Pemprov DKI.
"Seluruh tenaga profesional akan di-rapid [test] oleh tim Dinkes kalau reaktif dicek PCR," tegas dia.
Selanjutnya, semua tenaga profesional akan dibayarkan dari APBD DKI Jakarta. Dengan rincian dokter spesialis sebesar Rp15 juta per bulan, dokter umum Rp10 juta per bulan dan perawat sebesar Rp7,5 per bulan.
"Tenaga penunjang sebesar Rp5 juta per bulan serta tenaga penunjang lainnya Rp4.250.000 per bulan," beber dia.
Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan nomor 01.07/MENKES/392/2020 tentang Pemberian Insentif dan Santunan Kematian Bagi Tenaga Kesehatan yang menangani Corona Virus Disease 2019.
Di tempat yang sama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta agar para relawan nakes mempersiapkan fisik, hingga mental untuk menghadapi pandemi di Ibu Kota. Ia juga mengapresiasi para relawan yang sudah datang dari tempat yang jauh dan mengabdi di ibu kota Republik Indonesia tersebut.
"Saya ingin garisbawahi tempatkan ini ladang ibadah. Bukan saja hitungan manfaat dunia Insya Allah mendapatkan pahala. Ini adalah kesempatan pengabdian yang tidak muncul amat sering karena pandemi 100 tahunan. Dan anda sebagai generasi yang mengambil pilihan akan menjadi catatan perjalanan hidup," ujar Anies.
(ctr/ain)