Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) akan kembali meningkatkan pengawasan dan menerapkan kebijakan tes swab Covid-19 bagi para pendatang atau tamu dari luar daerah, utamanya dari DKI Jakarta.
Itu diutarakan dirinya merespons langkah DKI Jakarta yang akan kembali memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Jam 10.00 WIB, saya ada rapat dengan kecamatan nanti kita turunkan dengan kelurahan untuk kembali seperti dulu," kata Risma, Kamis (10/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Risma menerangkan kelak warga dari Jakarta yang bakal menginap di ibu kota Jawa Timur itu bakal diminta menjalani tes risiko terinfeksi Covid-19 terlebih dulu.
"Jadi warga yang baru datang kita harus lakukan apa. Jadi, sekarang kita sudah bisa lakukan rapid dan swab rutin di beberapa tempat. Jadi kita arahkan para tamu itu yang akan menginap harus lakukan itu [swab] dulu," ujarnya.
Risma sendiri mengklaim kondisi Covid-19 di Surabaya saat ini sudah bisa dikendalikan. Angka kesembuhan harian rata-rata, kata dia, jauh lebih tinggi dari angka positif Covid-19.
Meskipun demikian, ia meminta warga Kota Pahlawan itu tak mengendorkan kewaspadaan sehingga memperkecil terjadinya gelombang kedua.
"Sejauh ini seperti tadi saya sampaikan data kita angka kesembuhan itu jauh lebih tinggi daripada angka konfirmasi positif. Tapi kita memang tidak boleh ceroboh. Tidak boleh kemudian ada reborn atau kembali," kata Risma.
Dia menerangkan kebijakan pengawasan protokol kesehatan di Surabaya memprioritaskan komunitas kecil seperti rumah makan, warung kopi, dan sejenisnya.
"Yang kita jaga memang di komunitas kecil jadi misalkan di warung kopi di restoran kemudian di mal. Itu yang kita jaga. Jadi kita memang harus disiplin di situ. Karena, kalau [komunitas] besar terlalu berat kita. Tenaga kita juga gak ada," ujar Risma.
"Jadi karena itu Lurah dan Camat terus komunikasi dengan Babinsa, Babinkamtibmas, Polsek, Koramil itu gerak terus mereka tiap hari untuk menjaga protokol di komunitas kecil tadi. Di perumahan warun, toko, mal, pasar, dan sebagainya," tambahnya.
Tak hanya itu, kini, kata Risma, sebanyak 900 lebih ruang di rumah sakit Surabaya telah mengalami relaksasi. Kemudian ada pula 58 ruang disertai ventilator, serta 26 ICU kosong.
Saat ini, ada sekira 500-an pasien yang karantina di rumah dan di Rumah Sakit. Menurutnya, hampir 75 persen pasien yang dirawat di rumah sakit itu telah negatif Covid-19, namun belum bisa pulang karena masih menderita penyakit yang penyerta.
"Mudah-mudahan ini bisa segera selesai, sehingga ekonomi Surabaya segera pulih kembali," ujar dia.
(frd/kid)