Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto melarang kadernya, terutama yang menjabat kepala daerah, mengambil keputusan tanpa pertimbangan yang matang di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Dia mengatakan itu seraya menyinggung pro kontra rencana penerapan PSBB di DKI Jakarta.
"Tidak boleh grusa-grusu, atau asal ambil keputusan, terlebih hanya untuk pencitraan, atau demi kesan ketegasan," kata Hasto lewat siaran pers, Sabtu (12/9).
Hasto menegaskan bahwa seluruh kader PDIP yang menjabat sebagai kepala kader harus mengutamakan kepentingan masyarakat. Keputusan yang diambil pun harus didasari pertimbangan bijak serta mudah dijalankan oleh seluruh lapisan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di tengah pro kontra penerapan PSBB di DKI, PDI Perjuangan mengingatkan seluruh tiga pilar Partai, struktural, eksekutif, dan legislatif Partai, bahwa tugas sebagai kader Partai itu menyelesaikan masalah rakyat, membangun harapan, dan dorong optimisme masa depan," kata Hasto.
"Dalam situasi pandemi seperti ini seluruh kader Partai, khususnya kepala daerah Partai dilarang membuat keputusan tanpa pertimbangan matang," tambahnya.
Diketahui, Pemprov DKI Jakarta berencana menerapkan PSBB selama 2 pekan mulai 14 September. Banyak kegiatan di area publik yang akan kembali dibatasi, sehingga menuai kritik sejumlah pihak yang terdampak perekonomiannya.
Hasto mengatakan bahwa Ketua Umum Megawati Soekarnoputri selalu meminta seluruh kader untuk mematuhi protokol kesehatan sejak virus corona mewabah di Indonesia. Perintah itu tetap harus dijalankan sekaligus membantu masyarakat yang terdampak perekonomiannya.
Hasto lalu mengajak semua pihak untuk meningkatkan solidaritas di tengah pandemi virus corona. Kader PDIP di seluruh Indonesia juga harus terus memperhatikan kondisi masyarakat di daerah masing-masing.
"Dalam hal di tengah pandemi ini ada pihak-pihak tertentu yang justru melakukan provokasi demi kekuasaan, mengambil sikap konfrontif, dan tidak mau bekerja sama untuk rakyat, maka hal-hal tersebut tidak usah dihiraukan," katanya.