Arus lalu lintas pada hari pertama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lanjutan, Senin (14/9), terpantau tetap ramai meski tak semacet hari biasa. Tingkat polusi udara pun masih buruk.
Diketahui, hari ini, Senin (14/9), Jakarta menerapkan PSBB lanjutan, yang sebelumnya disebut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai PSBB total.
Sejumlah moda transportasi umum dibatasi, ganjil genap ditiadakan, meski ojek online (ojol) masih diizinkan mengangkut penumpang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, perkantoran diminta untuk membuat kebijakan kerja dari rumah (WFH) bagi para pegawainya, kecuali yang masuh 11 sektor usaha esensial.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com sekitar pukul 08.49 WIB, keramaian tampak di perempatan Patung Dirgantara alias Patung Pancoran, Jakarta. Penumpukan kendaraan hingga sekitar 100 meter dari lampu merah di sebagian besar ruas jalan.
Mobil pribadi tampak mendominasi. Barisan sepeda motor memenuhi sisi badan jalan.
Sementara, lalu lintas di Jalan Gatot Subroto, Jakarta, tepatnya di sekitar Halte TransJakarta Pancoran Barat, tak tampak penumpukan kendaraan meski lalu lintas tetap ramai.
Hal yang sama terjadi di dalam tol dalam kota (Jakarta Inner Ring Road). Mobil-mobil bisa melaju dengan kecepatan tinggi.
![]() |
Senada, ruas jalan protokol Jalan MH Thamrin dan Jalan Jendral Sudirman, Jakarta, juga terpantau ramai lancar meski aturan ganjil genap ditiadakan.
Dikutip dari Antara, lalu lintas dari arah Jendral Sudirman menuju ke MH Thamrin kendaraan tampak lebih lengang dibanding arah sebaliknya.
Selain di kedua ruas jalan itu, kendaraan di jalur ganjil genap lainnya yaitu di Jalan Medan Merdeka Barat pun terlihat mengalami arus lalu lintas yang serupa yaitu ramai lancar.
Tidak ada kemacetan di tiga jalur protokol yang sebelumnya diterapkan ganjil genap itu.
Terlihat lebih banyak pengguna motor, khususnya ojek daring yang melenggang di kedua ruas jalan itu dibandingkan dengan mobil.
Pengguna kendaraan umum, khususnya TransJakarta, pun tampak cukup banyak. Di Halte Bank Indonesia dan Halte Tosari, misalnya. Banyak di antaranya terlihat sebagai pekerja kantoran.
Luar Jakarta
Keramaian lalu lintas di Jakarta itu tak lepas dari arus kendaraan yang masuk Jakarta, dari Depok misalnya. Kendaraan, terutama sepeda motor, banyak melintasi perbatasan Depok-Jakarta.
Namun demikian, kendaraan tak tampak melambat di beberapa titik yang biasanya macet di hari kerja biasa. Misalnya, di sekitar Lenteng Agung. Kendaraan tetap bisa melaju kencang di depan Universitas Pancasila, Stasiun Lenteng Agung, perempatan Tanjung Barat-Jl Tb Simatupang.
![]() |
Kondisi yang sama terjadi di sepanjang jalan yang jadi area proyek Jalan Layang Pasar Minggu. Kendaraan, sepeda motor dan mobil, melaju tanpa kemacetan berarti walau tetap berjarak dekat satu sama lain.
Beberapa Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) sepanjang Depok-Jakarta pun masih tetap ramai. Antrean sepeda motor bisa sampai 15 unit di bagian Pertalite, 12 unit di bagian Pertamax. Sementara, mobil bisa mengantre hingga 4 kendaraan.
Meski ramai, secara keseluruhan, berdasarkan tampilan peta lalu lintas, sebagian besar jalanan DKI Jakarta dalam kondisi hijau alias lancar.
Di saat yang sama, kondisi udara di Jakarta juga buruk seperti biasa. Dikutip dari situs IQAir.com, kualitas udara Jakarta dalam kondisi Unhealthy for Sensitive Groups alias tidak sehat dengan Indeks Kualitas Udara (AQI) mencapai 133.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo mengakui kepadatan arus lalu lintas masih terjadi di beberapa titik.
"Pantauan dari titik-titik di mana anggota bertugas saya pantau melalui HT sejak pagi memang kepadatan masih terjadi, masih kita maklumi karena ini hari pertama," kata dia, kepada wartawan, Senin (14/9).
Sambodo berharap di hari selanjutnya pelaksanaan PSBB total kantor-kantor maupun tempat usaha bisa segera menerapkan sistem work from home (WFH).
"Tentu kita harapkan situasi lalu lintas akan lebih menurun," ucap Sambodo.
![]() |
Pihaknya juga bakal melakukan evaluasi terkait kebijakan peniadaan aturan ganjil genap ini. Sejauh ini, lanjutnya, kebijakan tersebut akan berlangsung selama 14 hari ke depan.
"Nanti kita liat perkembangan seperti apa karena ini hari pertama tentu kita belum bisa evaluasi apakah dampak PSBB ini terhadap arus lalu lintas," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, pada Minggu (13/9), mengumumkan penerapan PSBB dengan pengetatan mulai 14 September karena peningkatan kasus Covid-19.
Salah satu yang diperketat operasionalnya adalah perkantoran. Namun, PSBB mengecualikan 11 sektor usaha dengan penerapan kapasitas pekerja maksimal 50 persen dari total kapasitas normal.
Lihat juga:Pekik Kaum Pekerja Jelang PSBB Total DKI |
11 sektor itu adalah yaitu kesehatan, bahan pangan/makanan/minuman, energi, dan komunikasi dan teknologi informatika, keuangan, logistik, perhotelan, konstruksi, dan industri strategis.
Selain itu, pelayanan dasar, utilitas publik, dan industri yang ditetapkan sebagai objek vital nasional dan objek tertentu serta pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
(dis/arh)