Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, dia telah melakukan komunikasi dan konsultasi dengan pemerintah pusat sebelum mengambil keputusan menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di ibu kota.
Anies menjelaskan hal itu saat menjadi narasumber dalam acara CNN Newscast yang disiarkan CNN TV, Senin (14/9) malam.
Dalam kesempatan itu, Anies sekaligus membantah spekulasi yang menyebut terjadi negosiasi panjang antara Pemprov DKI dan Pemerintah Pusat sebelum memutuskan penerapan PSBB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak [negosiasi panjang]. Kita komunikasi terus konsultasi dengan gugus tugas nasional. Dengan pak Doni enggak tau berapa kali telponan dalam sehari. Jadi saling update terus, artinya yang sesungguhnya terjadi dengan spekulasi di luar selisihnya agak jauh," kata Anies.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan, dalam mengambil tindakan itu, Pemprov DKI dan Pemerintah pusat sama-sama bekerja untuk keselamatan masyarakat serta memastikan semua sumber daya yang dimiliki siap menanggulangi wabah Covid-19.
"Jadi baik pemerintah pusat dan Pemprov itu komunikasi terus dan fokus perlindungan masyarakat," ucap dia.
Lebih lanjut Anies kembali mengatakan salah satu alasan penetapan kembali PSBB adalah karena kapasitas ruang isolasi dan ICU rumah sakit di Jakarta yang terus tergerus seiring penambahan kasus yang semakin banyak.
"Bila intervensi tidak dilakukan maka kita akan mengalami masalah yang tidak kecil. Karena kasus bertambah namun tempat merawat tidak cukup," ucap dia.
Terkait dengan kondisi ruang isolasi dan ICU itu, Anies tidak menampik adanya perbedaan data yang dimiliki pihaknya dengan pemerintah pusat. Namun, kata dia, perbedaan data itu selalu didiskusikan.
"Semua perbedaan data kita diskusikan, tadi sore kita juga ada rakor soal ini. Tapi data yang kami miliki adalah data adalah yang selalu kita sampaikan ke Kemenkes. Kami tahu persis kondisi RS di Jakarta," kata dia
(yoa/fea)