Tersangka pembunuhan disertai mutilasi Kalibata City terhadap Rinaldi, DAF dan LAS, melakukan aksinya demi makan dan membayar biaya indekos.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, kedua tersangka memiliki masalah ekonomi untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
"Mereka mengakui sudah beberapa hari tidak makan sehingga timbul niatan untuk melakukan pemerasan. Awalnya pemerasan pada korban, kemudian mencari, yang terdekat adalah korban mutilasi ini," ucap Yusri di Polda Metro Jaya, Senin (21/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain untuk biaya makan, keduanya juga terdesak ekonomi untuk membayar indekos. Yusri mengungkapkan, selama ini DAF dan LAS tingga bersama di sebuah indekos.
DAF sendiri sebenarnya sudah berkeluarga, namun akhirnya berpisah karena kehadiran LAS.
"DAF ini sebenarnya sudah memiliki keluarga tetapi sempat pecah dengan kehadiran L ini," kata Yusri.
Kebutuhan ekonomi keduanya, lanjut Yusri, sebenarnya sempat tercukupi ketika LAS masih mengajar les bagi para mahasiswa. Namun LAS tak lagi bekerja akibat pandemi.
"LAS sempat mengajar les untuk mahasiswa mahasiswi suatu perguruan, karena dia ahli dalam kimia ya," tuturnya.
Tersangka LAS merupakan lulusan Fakultas MIPA dari sebuah universitas terkenal di Indonesia. Ia juga pernah mengikuti olimpiade Kimia tingkat provinsi.
LAS dan DAF telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan disertai mutilasi terhadap korban Rinaldi Harley Wismanu.
Dari hasil penyelidikan, aksi pembunuhan dan mutilasi dilakukan di Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat. Jasad korban kemudian dibawa ke Apartemen Kalibata City untuk disimpan sementara waktu.
Kedua tersangka juga sempat menguras harta korban untuk kebutuhan sehari-hari.
Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat Pasal 340 KUHP jo Pasal 338 KUHP jo Pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman mati.
(psp/dis/pris)