Wakil Presiden Ma'ruf Amin menjelaskan baru ada 20 dari total 4.741 perguruan tinggi di Indonesia yang sudah menerapkan metode pembelajaran elektronik atau e-Learning.
Padahal, metode belajar e-Learning seharusnya bisa dimasifkan agar masyarakat bisa mengakses pembelajaran kapan dan di mana saja dengan biaya lebih terjangkau dan waktu belajar yang lebih fleksibel.
"Sayangnya, saat ini baru sekitar 20 dari 4.741 perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan e-learning," kata Ma'ruf saat membuka Peresmian Universitas Siber Asia secara daring, Selasa (22/9).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ma'ruf berharap ke depan lembaga pendidikan tinggi makin banyak yang membuka sistem pembelajaran dengan metode tersebut. Hal itu nantinya turut berdampak pada semakin banyak kesempatan masyarakat untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi.
Selain akses, Ma'ruf menilai metode e-Learning bisa mengasah kemampuan teknologi informasi peserta didik. Hal itu diharapkan bisa menambah kualitas dan modal para mahasiswa untuk bersaing di dunia teknologi kemudian hari.
"Ini sangat diperlukan karena penguasaan teknologi informasi menjadi syarat mutlak dalam upaya meningkatkan daya saing dan kualitas SDM," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengakui metode pembelajaran online memiliki tantangan tersendiri bagi para mahasiswa dan pengajar. Pasalnya, karena waktu dan tempat belajar yang bisa dilakukan di mana saja, sistem tersebut berpotensi memunculkan ketidakdisiplinan dalam belajar.
Karena itulah, ia meminta para pengajar dan mahasiwa memiliki kreativitas tinggi untuk memastikan e-Learning bisa berjalan lancar dan efektif.
"Para dosen harus keluar dari gaya konvensional dan lebih inovatif dalam menyiapkan materi dan mekanisme pembelajaran, serta memanfaatkan seluruh potensi teknologi yang ada untuk membantu pelaksanaan pembelajaran," kata Ma'ruf.
(rzr/agt)