RK Minta Warga Jabar Pelajari Budaya Tangguh Bencana

Pemprov Jawa Barat | CNN Indonesia
Kamis, 24 Sep 2020 14:51 WIB
Ridwan Kamil menjelaskan, ada enam faktor penting untuk menciptakan budaya tangguh bencana yang seharusnya dimulai sebagai pendidikan sekolah dasar.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjadi pembicara utama dalam web seminar West Java Resilience Culture Province di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu (23/9). (Foto: Yogi P/Humas Jabar)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengungkapkan enam pilar untuk menciptakan budaya tangguh bencana. Budaya itu dipandang penting, mengingat setiap tahun Jabar mengalami bencana alam sampai 2 ribu kali.

Emil sapaan Ridwan Kamil, meminta warganya untuk menyesuaikan diri dan memiliki budaya tangguh bencana sesuai letak geografis Jabar. Saat ini, Pemerintah Daerah (Pemda) telah menyiapkan cetak biru Jabar sebagai provinsi berbudaya tangguh bencana (resilience culture province) dengan negara Jepang sebagai rujukan.

Keenam faktor yang dimaksud Emil meliputi pendidikan untuk warga dan pengetahuan agar dapat bersikap preventif soal kebencanaan sejak usia sekolah; memberi pengetahuan tentang budaya tanggung bencana kepada seluruh pemangku pendidikan sehingga wawasan itu menjadi pengetahuan sehari-hari; serta merancang infrastruktur yang tahan bencana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami mencoba merancang infrastruktur yang tahan bencana, dimulai (contohnya) dari kawasan yang berpotensi tsunami, nantinya akan didesain berbeda dengan infrastruktur yang rawan banjir di perkotaan," kata Emil sapaan Ridwan Kamil, saat menjadi pembicara utama dalam webinar West Java Resilience Culture Province di Gedung Pakuan, Bandung, Rabu (23/9).

Faktor keempat, menciptakan karakter tanggung bencana melalui kinerja lembaga pemerintahan yang bertugas mengambil kebijakan. Emil menyebut pihaknya belajar bahwa regulasi dan kebijakan harus menyesuaikan dengan jenis bencana.

Faktor kelima, membuat lingkungan tempat tinggal dengan konsep berkelanjutan yang mengutamakan ekologi ketahanan yaitu planet, people, dan profit; serta terakhir, menghidupi kebutuhan pascabencana melalui pembiayaan tangguh.

"Kami sebut pembiayaan tangguh. Artinya anggaran yang kita miliki untuk pembangunan tidak hanya dilakukan selama bencana, tetapi juga dalam keadaan darurat ataupun pascabencana, dengan mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk pendidikan," kata Emil.

Untuk menyokong keenam faktor tersebut, Pemda Jabar akan memiliki Command Center, di mana terdapat sistem peringatan dini, pembacaan potensi perubahan iklim menjadi potensi bencana, hingga indeks ketangguhan masing-masing daerah di Jabar.

Emil berharap dalam beberapa tahun ke depan, ke-27 kabupaten/kota di Jabar paham kekuatan dan kelemahan masing-masing, sehingga memiliki indeks penanganan bencana yang tepat. Ia mengatakan berusaha mengubah pola pikir masyarakat, dengan mengubah kondisi dalam penanganan bencana menjadi sebuah budaya tangguh dalam menghadapi bencana.

"Saya minta masyarakat Jabar mulai menyesuaikan diri dengan budaya tangguh dalam menghadapi bencana, karena letak geografis Jabar yang kelihatannya indah, tapi juga berbahaya dan tentunya dapat menimbulkan bencana,"

"Oleh karena itu, dalam kepemimpinan saya sebagai gubernur, kami (Pemda Provinsi Jabar) mencoba mengubah pola pikir baru ini menjadi apa yang kami sebut budaya tangguh," katanya.

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER