Putra Presiden Jokowi yang juga Calon Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, mengaku tidak mempunyai beban menghadapi pertarungan untuk memperebutkan jabatan di pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.
Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara di Program Mata Najwa yang disiarkan Trans7, Rabu (30/9) malam.
"Saya katakan sekali lagi saya orangnya nothing to lose, mau menang alhamdulillah, kalah ya enggak apa-apa. Kembali lagi jadi pengusaha," kata Gibran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Gibran menyatakan tak ada keharusan bagi warga Solo untuk memilihnya. Ia menyerahkan sepenuhnya kepada warga untuk memilih dirinya atau pesaingnya dalam Pilkada itu.
"Tidak ada keharusan untuk mencoblos saya. Silakan ini kembalikan ke warga Solo. Mau nyoblos boleh. Mau nyoblos Pak Bagyo silakan. Ini demokrasi dan tidak ada pemaksaan semua proses saya lalui. Saya nothing to lose," ucap dia.
Pada kesempatan itu, Gibran juga membantah spekulasi yang beredar di masyarakat bahwa Pilkada serentak 2020 dipaksakan digelar pemerintah saat pandemi Covid-19 karena dirinya, sebagai Putra Presiden mencalonkan diri.
Ia mengklaim siap mengikuti keputusan apapun terkait Pilkada.
"Ditunda saya siap. Pilkada besok saya siap, 9 Desember siap. Monggo saya kembalikan ke KPU. jadi bukan karena ini anak Jokowi, pilkada tetap dilanjutkan," ujar dia.
Pada Pilkada Solo, Gibran dan pasangannya, Teguh Prakosa mendapatkan nomor urut 1 di Pilkada Solo. Mereka didukung oleh koalisi sejumlah partai, seperti PDIP, PAN, Golkar, Gerindra, dan PSI.
Pesaingnya, pasangan Bagyo-Supardjo, mencalonkan diri melalui jalur independen atau perseorangan. Tercatat pasangan mendapat nomor urut 2.
Klaim pengalaman
Najwa sempat bertanya soal pendapat Gibran dan juga pesaingnya dalam Pilkada, Bagyo, terkait APBD Kota Solo 2020.
"Yang jelas anda berdua tidak punya pengalaman birokrasi sama sekali ya. Sementara kita tahu jadi wali kota, walaupun akan ada jajaran birokrat di bawahnya tetapi perlu cukup pengetahuan soal tata kelola pemerintahan," kata Najwa memulai pertanyaan.
"Saya ingin tahu pendapat Pak Bagyo dan Mas Gibran soal APBD Kota Surakarta yang tahun 2020. Apakah komposisi sudah ideal?," tanya dia.
Gibran lalu menjawab pertanyaan Najwa tersebut. Ia merasa mampu memimpin kota Solo jika terpilih sebagai Wali Kota.
"Perlu saya tekankan sekali lagi, saya ini sudah biasa mengelola perusahaan. Perusahaan yang saya kelola lebih dari satu, sesuai yang saya lapor ke LHKPN. Saya sudah biasa me-manage banyak orang, biasa me-manage ribuan pegawai dan saya rasa, saya mampu juga memimpin Kota Solo," ujar Gibran.
Sementara terkait APBD Kota Solo, Gibran menyatakan pada tahun ini memang banyak anggaran yang dipotong dan dialihkan untuk penanganan Covid-19. Ia mengaku telah menyiapkan strategi untuk meningkatkan APBD Kota Solo.
![]() |
"Nanti setelah vaksin diproduksi, detik itu kita dorong ekonomi berputar kembali. Kita ingin dampingi UMKM agar roda ekonomi gerak lagi. Yang paling penting nanti Oktober, InshaAllah Solo jadi tuan rumah piala dunia U-20. Jadi Itu titik balik kita bangkit dari pandemi," ucap dia.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, pesaing Gibran dalam Pilkada, Bagyo mengaku terus mempelajari soal APBD.
"Selama ini kita itu mendobrak kemapanan dan sebagainya, fakta yang real di Kota Solo kita lihat di luar baik-baik saja. Tapi fakta yang kita hadapi itu memprihatinkan. Jadi kita siapkan program mengentaskan kemiskinan dan pengangguran," ujar dia.
(yoa/ayp)