Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M Subuh mengatakan pihaknya bekerja keras menurunkan angka kematian di Provinsi Jawa Timur. Hingga hari ini tingkat kematian akibat covid-19 di Jatim masih tinggi.
Subuh menjelaskan, selain mengetatkan penerapan protokol kesehatan, rumah sakit harus merinci penyebab kematian pasien sesuai dengan panduan Badan Kesehatan Dunia (WHO) atau panduan Kemenkes.
"Dengan lebih ketat menerapkan protokol kesehatan di tiap Kabupaten di Provinsi Jawa Timur, definisi operasional juga harus benar-benar dijalankan dengan baik, mana yang meninggal karena Covid-19 atau karena adanya penyakit penyerta sesuai dengan panduan yang ada, baik dari WHO maupun Kemenkes," jelas Subuh dikutip dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus kematian di Jatim hingga data Satgas Covid-19 pada Rabu (30/9), berjumlah 3.192 kasus. Persentase kematian akibat covid-19 di provinsi ini 7,2 persen. Lebih tinggi dari persentase kematian nasional.
Sementara kasus kematian di DKI Jakarta di posisi kedua setelah Jatim, sebanyak 1.729 kasus kematian atau 2,3 persen. Persentase kematian covid-19 secara nasional sebesar 3,74 persen, kasus kematian covid-19 nasional berjumlah 10.740.
Sebelumnya, Subuh bersama Tim Task Force Kemenkes melakukan kunjungan kerja ke Jawa Timur untuk memberikan 3 poin arahan Presiden Joko Widodo. Tiga poin tersebut diantaranya menaikkan angka sembuh, menurunkan penularan, dan menurunkan angka kematian.
Merespons kunjungan tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa timur Herlin Ferliana mengatakan timnya akan bekerja keras untuk mengawal Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan pasien covid-19 dan mengawal pendataan dengan baik.
"Kita akan berupaya keras untuk mengawal semua di Rumah Sakit dan kita akan berupaya agar pasien tersebut sembuh, apabila sudah kerja ekstra namun tidak bisa selamatkan maka pencatatan akan kita kawal dengan baik," kata Herlin.
(mln/ain)