Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan terdapat 27 pondok pesantren (ponpes) yang menjadi klaster penyebaran virus corona (Covid-19). Dari klaster tersebut, lebih dari 1.400 santri terkonfirmasi positif virus corona.
Zainut menyebut dari jumlah tersebut, lebih dari 900 santri di antaranya telah dinyatakan sembuh dan satu orang meninggal dunia.
"Lebih dari 900 lebih yang sembuh, sisanya masih dalam perawatan dan terkonfirmasi satu yang sudah meninggal dunia," kata Zainut di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (1/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Zainut mengatakan 27 ponpes tersebut tersebar di 10 provinsi. Menurutnya, tiga daerah yang paling banyak menyumbang klaster ponpes adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.
"Selebihnya tersebar di tujuh provinsi lain, total ada 10 [provinsi]," ujarnya.
Tak hanya santri, Zainut mengungkapkan terdapat sejumlah tenaga pendidik dan pengasuh pondok pesantren yang terkonfirmasi positif corona hingga meninggal dunia.
Di sisi lain, Zainut juga mengeluhkan masih banyak pihak pesantren yang tak percaya terhadap penyebaran virus corona. Bahkan, di antaranya masih banyak yang menolak melakukan tes swab.
Ia menyatakan ada satu pesantren yang hingga kini masih menolak melakukan tes swab terhadap para santrinya. Namun, Zainut tak membeberkan nama pesantren tersebut.
"Ini perlunya sosialisasi, perlu adanya pemahaman masyarakat ponpes bahwa covid ini adalah sebuah penyakit yang berbahaya," katanya.
Politikus PPP itu menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan pihak Kemenko Maritim dan Investasi untuk menangani persoalan klaster di ponpes. Menurutnya, akan dibentuk tim khusus penanganan Covid-19.
"Nanti bentuknya terkoordinasi antara Kemenag, Kemenkes, Gugus Tugas Covid, BNPB dan melibatkan Ponpes dan ormas Islam," ujarnya.
(rzr/fra)