Satgas Covid-19: Demo Tak Bisa Jaga Jarak, Lebik Baik Petisi

CNN Indonesia
Selasa, 06 Okt 2020 19:22 WIB
Satgas Covid-19 khawatir demonstrasi akan menjadi klaster penularan virus corona. Masyarakat yang ingin menyuarakan aspirasinya diimbau untuk membuat petisi.
Satgas Covid-19 meminta masyarakat tak demo untuk menghindari penularan virus corona. Ilustrasi (CNNIndonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Sub Bidang Mitigas Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Brigjen (Purn) Irwan Amrun meminta masyarakat yang melakukan demo di tengah pandemi Covid-19 mengurungkan niat karena menimbulkan kerumunan tanpa jaga jarak.

Diketahui, kaum buruh atau pekerja mulai menggelar demo menolak pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja hari ini. Aksi turun ke jalan direncanakan terus berlanjut hingga Kamis (8/10).

Irwan khawatir demonstrasi akan menjadi klaster penularan virus corona. Pensiunan jenderal bintang satu itu pun mengimbau masyarakat yang ingin menyuarakan aspirasinya membuat petisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bisa enggak demo jaga jarak? Kan tidak bisa. Jadi kalau menurut saya ambil esensi dari demo itu, ingin menyampaikan aspirasi, nah silahkan. Sekarang lagi trending sejuta tanda tangan itu (petisi), silahkan. Itu bisa disampaikan tanpa ada kerumunan," kata Irwan dalam dialog 'Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan dan Antisipasi Klaster Demo' di Youtube BNPB, Selasa (6/10).

Irwan tak ingin kegiatan menyampaikan pendapat tersebut berujung masalah baru di tengah pandemi Covid-19. Ia mendorong warga menyampaikan aspirasi dengan cara lain untuk mencegah penularan virus corona.

"Jangan sampai dia mau menyelesaikan suatu masalah tapi membuat masalah baru," ujarnya.

Lebih lanjut, Irwan mengatakan saat ini masyarakat sulit mengubah perilaku karena cenderung berada pada zona nyaman. Menurutnya, pada masa pandemi Covid-19 kegiatan masyarakat banyak berubah dan perlu adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Jadi orang-orang suka berada di zona nyaman, jadi dalam kondisi ini (demo) bagaimana? Ya melaksanakan penyampaian pendapat tadi dengan tidak membuat kerumunan," katanya.

Sejak pagi tadi, ratusan buruh melakukan aksi mogok nasional di sejumlah daerah, mulai dari Bekasi, Tangerang, Purwarkarta, serta Bandung. Para buruh mendesak pemerintah dan DPR membatalkan kembali pengesahan UU Omnibus Law Cipta Kerja.

Ribuan buruh wanita PT Nikomas Gemilang memblokir akses Jalan Raya Serang, yang merupakan jalur arteri dari Kota Serang dan Kabupaten Serang menuju Tangerang Raya. Aksi mogok juga dilakukan buruh di depan PT. Dong IL Metal Indonesia, Bekasi.

Tidak hanya di Bekasi, buruh di Purwakarta menggelar aksi penolakan UU Cipta Kerja. Anggota KSPI yang juga buruh di Purwakarta, Ade Supyani mengklaim ada ribuan buruh di 13 perusahaan yang melakukan mogok.

Sementara itu, ribuan buruh menolak UU Cipta Kerja juga menggelar aksi di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana. Sejumlah ruas jalan di kawasan Balai Kota pun ditutup dan dijaga oleh personel kepolisian dari dalmas Polrestabes Bandung dan dalmas Polda Jabar.

Sementara itu, kalangan mahasiswa berencana turun ke jalan pada Kamis 8 Oktober. Mereka bakal mengajak seluruh mahasiswa perguruan tinggi negeri dan swasta turun ke jalan menolak UU Cipta Kerja.

(mln/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER