Kapolrestabes Bandung, Kombes Ulung Sampurna Jaya menyebut massa yang bertindak anarkistis dalam demo di depan Gedung DPRD Jawa Barat bukan dari kalangan mahasiswa maupun buruh.
Ulung mengatakan pada siang hari memang ada sejumlah mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Bandung melakukan demo menolak Omnibus Law Undang-undang Cipta Kerja (UU Ciptaker). Namun, sejak sore hingga malam hari para pedemo terlihat bukan lagi dari elemen mahasiswa.
"Bukan massa buruh, bukan massa mahasiswa. Tadi setelah mahasiswa melakukan demonstrasi, ada massa lain yang datang ke DPRD untuk melakukan unjuk rasa lagi. Diperkirakan dari kelompok lain yang bukan mahasiswa," ujar Ulung ditemui di Jalan Diponegoro, Selasa (6/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ulung mengatakan massa yang bergerak sore hari membuat aksi dorong-dorongan di depan Gedung DPRD Jabar. Mereka ingin menguasai gedung dewan perwakilan rakyat Jabar tersebut. Namun demikian Ulung enggan berspekulasi soal siapa yang melakukan demonstrasi yang berujung ricuh tersebut.
"Mereka tadi dorong-dorongan dengan anggota dan berupaya menguasai gedung dewan, serta melakukan pelemparan. Sekarang masih kita dalami," katanya.
Ulung menyebut petugas memukul mundur massa karena berdasarkan aturan, unjuk rasa tidak melebihi pukul 18.00 WIB.
"Yang pertama sudah melewati jamnya. Terus yang kedua mereka sengaja memancing petugas agar petugas emosi. Ada aksi pelemparan, hitung tahap satu, dua, tiga, kita maju ke depan," katanya.
Polisi menerjunkan 650 personel untuk mengawal demo yang dilakukan buruh dan mahasiswa. Adapun hingga pukul 20.00 situasi di depan Gedung DPRD Jabar tepatnya di Jalan Diponegoro sudah berangsur kondusif.
"Situasi sementara sudah bisa kita kendalikan," tutur Ulung.
Sementara itu Pemkot Bandung menyayangkan perusakan terhadap sejumlah fasilitas saat aksi unjuk rasa berlangsung.
Berdasarkan data sementara, sejumlah fasilitas publik yang rusak di antaranya pot bunga, water barrier, dan rambu. Kerusakan terjadi di kawasan Cikapayang dan Taman Balai Kota.
"Ini jangan sampai terjadi lagi. Apalagi merusak fasilitas umum. Mereka bergerombol saja, sudah melabrak aturan undang-undang kesehatan," ujar Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna dalam keterangan tertulis.
Ema mengaku prihatin atas peristiwa tersebut. Bukan hanya soal fasilitas publik yang dirusak tetapi juga berpotensi menimbulkan kasus kesehatan.
"Otomatis kita akan perbaiki. Cuma saya ingatkan bahwa itu uang rakyat, yang demo rakyat. Apalagi saat ini pendapatan kita sudah anjlok luar biasa," katanya.
Sebelumnya, massa mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa mendesak pemerintah mencabut Undang-undang (UU) di depan Gedung DPRD Provinsi Jawa Barat.
Namun aksi unjuk rasa berakhir sekitar pukul 15.00 WIB. Setelah itu, ada sejumlah massa yang bergerak ke arah jembatan layang Pasupati. Mereka melakukan aksi pendudukan selama sekitar satu jam.
Namun, sejumlah massa lain yang mengenakan baju hitam bergerak ke arah Taman Cikapayang Dago.
Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, selain merusak taman, massa merusak pot bunga hingga tanaman dan tanahnya berantakan.
Selain itu, terlihat lampu taman dan satu tenda yang ada di taman itu juga turut dirusak. Beberapa sampah bekas bungkus makanan dan minuman pun berserakan di tanam tersebut.
(hyg/ain)